Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Selasa, 16 Maret 2021. Wall street bervariasi ini terjadi jelang pengumuman hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
Pada penutupan wall street, indeks saham Dow Jones melemah 128 poin atau 0,4 persen ke posisi 32.826. Indeks saham Dow Jones turun setelah tujuh hari berturut-turut menguat.
Indeks saham S&P 500 melemah tipis 0,2 persen ke posisi 3.963. Sementara itu, indeks saham Nasdaq menguat 12 poin atau 0,1 persen ke posisi 13.472.
Baca Juga
Advertisement
Indeks saham S&P 500 dan Dow Jones masih berada di level tertinggi, tetapi investor mencermati kemungkinan suku bunga naik. Hal itu akan menekan bursa saham. Wall street merosot ketika imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik di atas 1,62 persen pada perdagangan saham sore.
Pelaku pasar akan lebih banyak mendapatkan arahan dari the Federal Reserve pada Rabu waktu setempat. Bank sentral AS memulai pertemuan selama dua hari sejak 16 Maret 2021. Ketua the Fed Jerome Powell akan memberikan pernyataan.
"Pasar akan mencermati setiap kata (Jerome Powell-red) dari konferensi pers. Jika ia tidak berkata apa-apa, itu akan gerakkan pasar. Jika dia berkata banyak itu juga akan gerakkan pasar,” ujar CIO BlackRock, Rick Rieder, seperti dilansir dari CNBC, Rabu (17/3/2021).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham Teknologi Menguat
Lonjakan imbal hasil obligasi AS baru-baru ini telah mendorong perputaran growth stock seiring arus kas perusahaan mulai terlihat kurang menarik dibandingkan dengan aset lainnya.
"Distribusi vaksin COVID-19 membawa kita lebih dekat ke ekonomi yang dibuka kembali sepenuhnya dan kemungkinan merupakan faktor terpenting dalam menilai prospek pertumbuhan ekonomi pada 2021. Kami memperkirakan suku bunga sebagai ancaman bagi pasar memudar," dikutip dari catatan strategist LPL Financial.
Sementara itu, di wall street, saham teknologi menguat dengan saham Apple dan induk Google Alphabet masing-masing naik 1,3 persen dan 1,4 persen. Saham Amazon menguat 0,3 persen.
Apple dan Amazon alami kinerja buruk dalam beberapa bulan terakhir seiring investor telah beralih dari growth stocks menjadi value stocks. Akan tetapi, sejumlah saham teknologi saat ini dinilai ada yang sudah murah.
"Ini adalah bisnis yang sangat menguntungkan dengan neraca yang sangat baik. Mereka mungkin relatif berkinerja buruk, tetapi saya mengalami kesulitan melihat berdasarkan valuasi yang diperdagangkan, membayangkan mereka dapat alami penurunan tajam atau berkelanjutan,” ujar Angelo Kourkafas, Investment Strategist Edward Jones.
Advertisement
Penjualan Ritel
Di sisi lain, berdasarkan data ekonomi, penjualan ritel Februari turun tiga persen mencerminkan sebagian bulan yang ditandai dengan cuaca buruk di Amerika Serikat. Akan tetapi, angka penjualan ritel pada Januari direvisi naik menjadi 7,6 persen dari kenaikan 5,3 persen sehingga pasar mengabaikan angka tersebut.
Sementara itu, pasar saham relatif tenang pada Selasa juga tercermin dari indeks volatilitas CBOE yang turun di bawah 20 dan mencapai level terendah sejak Februari 2021.
Adapun perdagangan pada awal pekan ini, indeks saham Dow Jones melonjak 174 poin dan mencatat rekor tertinggi intraday ke-21 pada 2021, dan rekor penutupan tertinggi ke-14. Sedangkan indeks saham S&P 500 naik 0,64 persen untuk rekor penutupan tertinggi ke-13 pada 2021. Sedangkan indeks saham Nasdaq naik 1,05 persen.