Cerita Karyawan Bank Banting Setir Jadi Pengusaha Ikan Hias Saat Pandemi Covid-19

Selain menyalurkan hobi, jualan ikan hias saat pandemi mendatangkan cuan karena banyaknya orang yang mulai tertarik memelihara ikan hias sejak banyak beraktivitas di rumah saat pandemi Covid-19.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 18 Mar 2021, 17:00 WIB
Nampak Mansyahlan, tengah melayani beberapa pengunjung yang datang ke kios ikan hiasnya yang berada di bilangan jalan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Pamor pecinta ikan hias yang tak pernah meredup, membuat Mansyahlan (32), warga Garut, Jawa Barat ini rela banting setir menjadi pengusaha ikan hias di kota Intan Garut.

Ia rela meninggalkan hiruk pikuk dunia perbankan, sebagai karyawan bank nasional milik BUMN dalam tujuh tahun terakhir, hanya untuk menjawab dahaganya terhadap usaha ikan hias.

"Kebetulan saya juga pecinta ikan hias, dan memang potensi ikan hias ini cukup besar sekali," ujarnya dalam obrolan hangatnya dengan Liputan6.com, Selasa (16/3/2021).

Mansyah, panggilan karib Mansyahlan di kalangan kerabatnya, menuturkan, masa pandemi Covid-19 yang terjadi dalam setahun terakhir, membuat sebagian besar masyarakat lebih banyak melakukan aktivitas kerja di dalam rumah atau Work From Home (WFH).

Kondisi itulah, ujar dia, memiliki posisi strategis untuk meningkatkan penjualan ikan hias kepada masyarakat. "Coba di rumah-rumah itu sekarang banyak memelihara ikan hias dalam akuarium dalam berbagai ukuran,” kata dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:


Puluhan Koleksi

Nampak Mansyahlan, tengah melayani beberapa pengunjung yang datang ke kios ikan hiasnya yang berada di bilangan jalan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Menggunakan nama toko ‘Dewi Alula Akuarium’, ragam ikan hias berbagai ukuran lengkap dengan aksesorisnya, tersedia di kios barunya yang berada di jalan Karangpawitan Garut tersebut.

Sebut saja ikan hias jenis barbir, moli, moli mohaku, miki, golden black, zebra pink, berbagai jenis ikan Sumatera, lohan, kafiat, lemon, aureka, arwana jardini, arwana silver red, oscar paris tembaga, oscar, dan can yellow sentarum.

"Mayoritas ikan hias jenis tawar, kalau ikan hias laut kami belum main," ujar dia.

Awalnya, ia membuka satu kios ikan hias di jalan Sirahsitu, kawasan Garut Kota, tetapi perlahan tapi pasti dalam waktu satu tahun dia kembali membuka kios ikan hiasnya yang kedua.

"Ada sekitar 20 lebih jenis ikan hias yang kami jual belikan," ujar dia.

Saat ini, perputaran uang di dua kios ikan hias yang ia kelola mampu memberikan keuntungan hingga Rp10 juta per bulan, sebuah angka yang lumayan dengan modal yang tidak terlalu besar.

Selain itu, banyaknya warga yang membutuhkan pekerjaan imbas dari pandemi Covid-19, memberikan peluang lapangan kerja bagi mereka. "Itu juga yang mendorong kami memulai usaha ini," kata dia.

Mansyah menyatakan, bisnis ikan hias memang mengasyikkan. Selain menyalurkan hobi pribadi, juga menghasilkan profit yang lumayan besar dengan sejumlah peluang yang ditawarkan.

"Selain ikan, kami juga menjual aksesori mulai akuarium, pakan hingga perak-pernik lainnya," kata dia.

Bahkan, bagi konsumen yang memerlukan bantuan jasa perbaikan atau perawatan akuarium, Mansyah siap memberikan servis terbaik. "Kami siap menyambangi rumah Anda," ujarnya bangga.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya