Liputan6.com, Kebumen - Sabani (50), warga Desa Banjarwinangun Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen menjumpai pengalaman tak terbayangkan sepanjang hidupnya. Ia menyaksikan Museri (53), tetangganya, tewas tersambar petir saat menjemur gabah dari jarak 10 meter, Senin (15/3) sekitar pukul 15.00 WIB.
Menurut kesaksiannya, cuaca hari itu mulai mendung. Awan gelap bergeser cepat tertiup angin musim penghujan.
Ia melihat Museri bergegas menutup gabah yang tengah dijemur dengan terpal yang dijadikan alas.
Baca Juga
Advertisement
"Saat kejadian, korban tengah menjemur gabah. Kebetulan saat itu cuaca mendung, korban berniat menutup gabah. Namun saat bersamaan petir menyambar korban," kata Kapolres Kebumen, AKBP Piter Yanottama melalui Kasubbag Humas Polres, Iptu Tugiman, Selasa (16/3).
Tiba-tiba muncul kilat cahaya putih yang menyilaukan mata berkedip. Kilat cahaya itu disusul gelegar suara sambaran petir yang memekakkan telinga.
Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri Museri tersungkur ke tanah. Tubuhnya hangus tersengat listrik tegangan super tinggi.
Meskipun telah banyak menyaksiakan peristiwa mencengangkan selama setengah abad usianya, Sabani tetap saja panik melihat tetangganya tersambar petir.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Luka Bakar
Di tengah kepanikan itu, ia berlari mencari pertolongan. Ia melaporkan peristiwa ini ke Kades Banjarwinangun yang selanjutnya diteruskan ke Polsek Petanahan.
Hasil olah tempat kejadian perkara yang dilakukan Polsek Petanahan menguatkan keterangan saksi yang menyebut Museri meninggal tersambar petir.
Yim medis Puskesmas setempat menyatakan hal senada setelah memeriksa tubuh korban. Museri mengalami luka bakar serius di sekujur tubuhnya akibat kejadian itu.
Saat ini jenazah Museri telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan sesuai adat istiadat desa setempat.
Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga untuk warga. Bahwa ketika mendung yang disertai suara gemuruh perlu diwaspadai.
"Jika tidak memungkinkan, mending menunggu cuaca aman. Saat hujan, sawah ataupun tanah lapang merupakan tempat cukup berbahaya untuk dikunjungi, petir bisa datang kapan saja," dia mengimbau.
Advertisement