Liputan6.com, Jenewa - Sejumlah negara Uni Eropa menahan penggunaan vaksin AstraZeneca karena kekhawatiran penggumpalan darah. WHO lantas menggelar pertemuan untuk membahas kasus langka tersebut.
"Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) dari WHO akan meeting hari ini untuk meninjau laporan-laporan penyakit penggumpalan darah yang langka pada orang-orang yang menerima vaksin AstraZeneca untuk melawan COVID-19," ujar seorang juru bicara WHO kepada Liputan6.com, Selasa (17/3/2021).
Baca Juga
Advertisement
Pihak WHO berkata akan ada pernyataan mengenai hal tersebut.
AstraZeneca sebetulnya sudah dipakai jutaan orang di Eropa, namun pemberian dosis kedua kini ditunda. Korea Selatan juga ikut menggunakan vaksin ini.
Sejauh ini, WHO masih meminta agar vaksin AstraZeneca tetap digunakan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
WHO: Lanjutkan Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak negara-negara untuk tidak menghentikan pemberian vaksin COVID-19 karena beberapa negara anggota utama Uni Eropa (UE) menghentikan penggunaan vaksin Oxford-AstraZeneca.
Pakar keamanan vaksin WHO melakukan pertemuan pada hari ini (16/03/2021) untuk membahas terkait kasus insiden pembekuan darah di Eropa yang bertepatan setelah populasi disuntik vaksin AstraZeneca. Pada hari yang sama dilakukan pertemuan European Medicines Agency (EMA) juga untuk membahas hal tersebut dan akan menarik kesimpulan pada hari Kamis (18/03/2021) dengan mengatakan vaksin harus terus digunakan.
Masalah ini semakin berkembang karena semakin banyak negara bagian yang menghentikan penggunaan vaksin tersebut. Padahal para ahli sudah mengatakan kasusnya tidak sampai setengah populasi umum.
Juru bicara WHO Christian Lindmeier mengatakan mereka sedang menyelidiki laporan tersebut.
"Segera setelah WHO memperoleh pemahaman penuh tentang peristiwa ini, temuan dan perubahan yang tidak mungkin terjadi pada rekomendasi saat ini akan segera dikomunikasikan kepada publik," katanya, seperti dikutip BBC.
"Sampai hari ini, tidak ada bukti bahwa insiden tersebut disebabkan oleh vaksin dan penting agar kampanye vaksinasi terus berlanjut sehingga kami dapat menyelamatkan nyawa dan membendung penyakit parah dari virus tersebut."
EMA, yang juga sedang melakukan peninjauan terhadap insiden pembekuan darah, mengatakan vaksin tersebut dapat terus diberikan.
Regulator obat-obatan Inggris juga mengatakan tidak menemukan bukti bahwa vaksin AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah. Oleh karena itu mereka juga mendesak warganya untuk mendapatkan vaksin ketika diminta melakukannya.
Direktur yang mengembangkan vaksin Oxford-AstraZeneca, profesor Andrew Pollard menanggapi dengan mengatakan, "buktinya, tidak ada peniingkatan dalam fenomena pembekuan darah di Inggris, negara yang paling banyak menerima dosis sejauh ini."
Advertisement