Remaja yang Retas Akun Twitter Barack Obama hingga Bill Gates Dihukum 3 Tahun Penjara

Remaja yang meretas akun Twitter Barack Obama, Bill Gates, Elon Musk, dan Joe Biden dan mencuit penipuan tentang Bitcoin dihukum 3 tahun penjara.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 17 Mar 2021, 10:00 WIB
Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com

Liputan6.com, Jakarta - Hacker remaja bernama Graham Ivan Clark yang sempat meretas akun Twitter orang-orang terkenal dinyatakan bersalah.

Clark melakukan serangan dengan tema bitcoin yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Serangan ini pun membuat banyak akun Twitter milik orang-orang terkenal dan tokoh publik diambil alih. Demikian berdasarkan dokumen yang diajukan di pengadilan Florida beberapa waktu lalu.

Clark yang berusia 17 tahun ketika dituduh melakukan penipuan pun divonis hukuman tiga tahun penjara, sebagai bagian dari kesepakatan pembelaannya.

Mengutip The Verge, Rabu (17/3/2021), Clark telah ditahan 229 hari sejak dirinya ditangkap pada musim panas lalu.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Clark juga dijatuhi hukuman sebagai "pelaku berusia muda", yang akan memotong waktu penjara dan membuka kemungkinan ia bisa menjalani sebagian hukumannya di kamp pelatihan.

Tidak hanya itu, Clark juga akan dilarang menggunakan komputer tanpa izin dan tanpa pengawasan dari penegak hukum.


Akun Elon Musk, Bill Gates hingga Barack Obama Jadi Sasaran

Elon Musk. Dok: businessinsider.com

Peretasan tersebut terjadi pada 15 Juli 2020 dan menjadi salah satu insiden keamanan siber paling parah dalam sejarah Twitter.

Pasalnya, akun-akun yang berhasil diambil alih antara lain adalah milik pengguna terkenal seperti Elon Musk, Bill Gates, Barack Obama, hingga Joe Biden.

Akun-akun orang terkenal ini diambil alih dan mencuitkan promosi penipuan bitcoin. Dari upaya itu, Clark menerima lebih dari USD 100.000 dalam bentuk cryptocurrency.

Clark melakukan peretasan bersama dengan dua orang lainnya yang diduga ditemui di forum jual beli online bernama OGusers.


Manfaatkan Tool Internal Twitter

Ketiganya diduga memanfaatkan tool internal Twitter, di mana tool tersebut dapat digunakan untuk mengatur ulang alamat email akun, sehingga memungkinkan Clark dan rekan-rekannya untuk mengambil kendali atas akun dan men-tweet yang meminta publik mengirim bitcoin.

Tidak butuh waktu lama setelah peretasan oleh Clark cs teridentifikasi, Clark ditangkap di kediamannya di Hillsborough, Florida, AS.

Kedua mitra Clark, yakni Nima Fazeli dan Mason Sheppard juga dituduh melakukan kejahatan federal.

(Tin/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya