Liputan6.com, Jakarta - Studio gim Activision Blizzard yang merupakan pengembang gim populer Call of Duty Mobile mengumumkan telah memutus hubungan kerja (PHK) terhadap 50 karyawannya.
Ke-50 karyawan yang di-PHK berasal dari berbagai divisi, yang sebagian besar terkait dengan acara eSport langsung (offline). PHK ini merupakan bagian dari restrukturisasi perusahaan.
Advertisement
Mengutip laman The Verge, Rabu (17/3/2021), Activision Blizzard menyebut, PHK ini merupakan salah satu dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan perusahaan.
Perusahaan juga mengatakan, pandemi Covid-19 telah berpengaruh pada keberlangsungan acara fisik liga eSports dan merupakan imbas dari kebiasaan penonton yang berubah selama setahun terakhir.
"Pemain makin memilih untuk terhubung dengan gim kami secara digital dan tim eSports seperti olahraga tradisional, hiburan, dan industri penyiaran harus menyesuaikan bisnisnya karena dampak pandemi pada acara langsung (acara fisik)," kata juru bicara Activision Blizzard dalam pernyataan kepada Bloomberg.
Karyawan Dapat Pesangon dan Dukungan Kesehatan
Masih menurut Bloomberg, karyawan yang di-PHK akan mendapatkan pesangon sebesar tiga bulan gaji, tunjangan kesehatan untuk 12 bulan ke depan, dan gift card senilai USD 200 untuk platform PC Battle.net Activision Blizzard.
PHK juga mencakup beberapa karyawan di perusahaan mobile King milik Activision, yang merupakan pengembang gim Candy Crush.
Perlu diketahui, Activision Blizzard mengoperasikan dua liga esport besar untuk dua waralaba populernya, yakni Blizzard Overwatch dan Call of Duty Activision.
Kedua liga ini memiliki produksi global yang berorientasi pada perjalanan yang direncanakan untuk tahun 2020, sebelum pandemi. Namun, keduanya harus dialihkan ke produksi online dan gim jarak jauh.
Advertisement
Pilih Beralih ke Liga Online
"Kami belajar banyak tahun lalu, dalam hal bagaimana liga dapat beralih ke gim online dan kami akan meneruskan praktik terbaik dari itu," kata Presiden Olahraga dan Hiburan Activision Blizzard Tony Petitti.
Petitti mengatakan, beralih ke gim online merupakan reaksi atas kondisi saat ini dan pihaknya tetap berupaya untuk memberikan layanan terbaik bagi liga, pemilik, tim, dan penggemar.
Perusahaan juga mengatakan pihaknya sangat optimistis dengan bisnis esports yang berkembang dengan fokus baru untuk produksi online.
Sekadar informasi, meski bisnis esport perusahaan menderita selama pandemi, bisnis inti Activision Blizzard berjalan dengan sangat baik.
Berdasarkan laporan pendapatan kuartal terbaru perusahaan, pendapatan tahun 2020 melebihi perkiraan Wall Street. Hal ini berkat kesuksesan gim Call of Duty Mobile dan gim battle royale Warzone yang terus berlanjut.
"Dalam tahun yang penuh kesulitan ini, karyawan kami luar biasa bertekad memberikan koneksi dan kegembiraan kepada 400 juta pemain kami di seluruh dunia," kata CEO Activision Blizzard Bobby Kotick.
(Tin/Why)