Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah menggenjot pengembangan keuangan syariah. Hal ini merujuk pada mayoritas penduduk Muslim yang ada di Indonesia dan dinilai potensial dalam pengembangan ekonomi syariah.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengakui jika ekonomi syariah Indonesia sedikit terlambat dibandingkan negara dengan penduduk mayoritas muslim lainnya. Namun, Erick cukup puas lantaran sektor jasa keuangan syariah masih mencatatkan kinerja positif meski dalam pandemi COVID-19.
"Bahkan di tengah pandemi ini sektor jasa keuangan syariah mampu tumbuh cukup pesat. Pertumbuhan aset perbankan syariah di tahun 2020 meningkat sebesar 10,9 persen, sementara jasa keuangan konvensional tumbuh sebesar 7,7 persen, kata Erick dalam Webinar Era Baru Pembayaran Syariah, Rabu (17/3/2021).
Baca Juga
Advertisement
Perkembangan ini, kata Erick, membawa Indonesia menyabet sejumlah penghargaan internasional. Dari sisi pasar modal, Indonesia berhasil meraih The Best Islamic Capital Market pada ajang penghargaan internasional Global Islamic Finance Awards (GIFA) dalam dua tahun terakhir secara berturut-turut.
"Bursa Efek Indonesia juga menerima penghargaan Global Best Islamic capital market oleh International Islamic Finance dalam 2 tahun terakhir,” kata dia.
Sebelumnya, BEI telah menerima penghargaan sebagai The Best Islamic Capital Market pada 2019, yang merupakan kategori penghargaan yang tertinggi dalam industri pasar modal syariah global.
Selain itu, BEI juga telah menerima penghargaan sebagai The Best Supporting Institution for Islamic Finance of the Year 2016, 2017 & 2018 dan juga penghargaan sebagai The Best Emerging Islamic Capital Market of the Year 2018.
"Sepanjang tahun 2020 Indonesia telah diakui sebagai salah satu negara dengan progres bidang ekonomi dan keuangan syariah di antaranya Revinitiv Islamic Finance development Report 2020 menempatkan Indonesia pada ranking kedua secara global sebagai the most developed countries in Islamic Finance,” lanjut Erick.
Kemudian Global Islamic Economy Indicator 2020-2021 mencatat Indonesia sebagai rangking keempat secara global untuk sektor ekonomi syariah yang dipresentasikan oleh pengeluaran konsumen yang mencakup enam sektor ekonomi yakni makanan, fashion, kosmetik dan farmasi, perjalanan, dan media.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
5 Kunci Sukses untuk Pengembangan Keuangan Syariah
Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi membeberkan lima kunci sukses dalam pengembangan keuangan syariah.
Hal ini ia ungkapkan dalam Webinar Era Baru Pembayaran Syariah di Indonesia yang digelar hari ini.
"Jika melihat ke berbagai negara, terdapat lima key succes faktor dalam mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah suatu negara,” kata dia, Rabu, 17 Maret 2021.
Lima kunci yang dimaksud, antara lain yang pertama, yaitu pertama adalah dukungan penuh dari pemerintah. Kedua, dicanangkan sebagai program nasional. Ketiga, adalah badan khusus untuk koordinasi lintas otoritas.
Kemudian yang keempat adalah fokus memanfaatkan keunggulan kompetitif suatu negara, dan kelima yakni strategi nasional mencakup reformasi struktural pemerintah maupun para paradigma masyarakat.
"Di Indonesia pemerintah telah memberikan dukungan nyata melalui peluncuran masterplan ekonomi syariah Indonesia sebagai program dan strategi nasional oleh Bapak Presiden Republik Indonesia pada tanggal 14 Mei 2019,” kata Inarno.
Dukungan pemerintah lainnya, yakni pembentukan komite nasional ekonomi dan keuangan syariah sebagai badan khusus untuk koordinasi lintas otoritas. Komite ini bertujuan untuk memperluas pengembangan dan sinergi antara ekonomi syariah dengan keuangan syariah nasional .
Dengan demikian, kata Inarno, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dapat lebih dipercepat dan diperluas demi memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
"Sebagai hasilnya berbagai upaya nyata pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, pada 2-3 tahun terakhir telah menempatkan Indonesia sebagai the best five pelaku ekonomi syariah global,” ia menambahkan.
Hal tersebut terlihat dari peringkat Global Islamic Economic Indicator Indonesia yang naik menjadi peringkat 4 dunia pada 2020 dari sebelumnya peringkat 10 pada 2018.
"Selain itu hampir seluruh sektor prioritas ekonomi syariah seperti misalnya halal food, modest fashion, muslim trendy travel, Itu semua adalah masuk dalam peringkat 10 besar Global,” ujar dia.
Inarno menambahkan, dari sisi pasar modal syariah Indonesia juga meraih penghargaan the best Islamic capital maerket pada ajang penghargaan International Global Islamic Finance Award secara berturut-turut dalam 2 tahun terakhir.
Adapun ekonomi dan keuangan syariah dapat turut mendorong proses pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi COVID-19. Hubungan pembiayaan dari lembaga keuangan syariah dibutuhkan untuk menjaga pemulihan di sektor prioritas .
“Dari sisi pemerintah dukungan pembiayaan diwujudkan melalui penerbitan SBSN untuk membiayai pembangunan prasarana publik serta green sukuk untuk mendukung kelestarian lingkungan,” ungkap dia.
Sementara dari industri perbankan syariah, antara lain melalui pnyaluran pembiayaan atau kredit. Dalam catatannya, Inarno membeberkan selama 2020, pembiayaan yang disalurkan melalui perbankan syariah tumbuh sebesar 8 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan industri perbankan konvensional yang sedang terbang secara total terkontraksi sekitar -2,41 persen yoy.
"Selain itu pembentukan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang secara resmi telah diluncurkan pada tanggal 1 Februari 2021 lalu tentunya menciptakan framing kekuatan Capital serta perluasan jangkauan dan fasilitas. Mengingat sebelumnya ketiga bank yang dimerger tersebut memiliki visi dan segmentasi yang berbeda-beda,” tutur dia.
Dengan mergernya ketiga bank tersebut, lanjut Inarno, diharapkan BSI dapat menjadi game changer dalam akselerasi implementasi ekosistem dan keuangan syariah di Indonesia.
Advertisement