Liputan6.com, Jakarta Penasihat Senior untuk Direktur Jenderal WHO Bidang Gender dan Pemuda, Diah Saminarsih, M.Sc, mengatakan bahwa pemuda terutama tenaga kesehatan profesional muda memiliki peran sentral dalam upaya membangun kesehatan selama pandemi COVID-19.
“Kenapa orang muda? Pertama, orang-orang muda secara natural memiliki keinginan untuk mengubah, berinovasi, dan membuat sesuatu yang baru serta berdaya juang tinggi,” ujar Diah dalam diskusi daring, Selasa (12/3/2021).
Advertisement
Kedua, orang-orang muda ini juga memiliki keahlian dalam bidang masing-masing. Dalam Program Puskesmas Terpadu dan Juara (PUSPA) yang diusung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pemuda dipercaya untuk mengoptimalkan peran puskesmas.
Pemuda terpilih dalam program tersebut adalah dari kalangan dokter, bidan, perawat, hingga ahli kesehatan masyarakat yang memang memiliki bekal akademis yang baik.
Terakhir, organisasi kesehatan dunia (WHO) juga memprioritaskan pelibatan pemuda yang bermakna untuk mempercepat tercapainya target selamatkan hidup tiga miliar orang di dunia. Bulan Desember lalu WHO sudah membuat konsil pemuda sebagai platform mempercepat keterlibatan pemuda dalam pembangunan, aksi, dan implementasi kesehatan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini
Peran Pemuda dalam PUSPA
Lebih jauh, Tim Perintis PUSPA, Riska Siti Chumaeroh, S.Tr.Keb, menjelaskan bahwa PUSPA merupakan kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang didukung oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dalam memperkuat respons penanganan COVID-19 di puskesmas.
Program ini merekrut 500 tenaga kesehatan muda sebagai petugas lapangan yang akan ditugaskan di 100 puskesmas di 12 kota/kabupaten di Jawa Barat. Program PUSPA bertujuan menguatkan upaya deteksi, lacak kasus, edukasi publik terkait 3M, menyiapkan vaksinasi Covid19 hingga memastikan pemenuhan layanan kesehatan esensial di Jawa Barat.
Latar belakang dibuatnya program ini salah satunya adalah ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan yang belum optimal. Menurut Riska, masih banyak ditemui masyarakat tidak menggunakan masker, berkerumun, atau tidak menjaga jarak.
Para pemuda yang tergabung dalam program PUSPA diharapkan dapat meminimalisasi masalah-masalah seperti itu, lanjutnya.
Kepala Puskesmas Cikarang, dr. Novrizal menyebut puskesmas yang dipimpinnya mendapatkan semangat baru melawan pandemi COVID-19 setelah kedatangan Tim Perintis PUSPA.
“Tim Perintis PUSPA sudah pernah bertugas di puskesmas sebelumnya sehingga mereka beradaptasi lebih mudah. Setelah sebulan penempatan Tim Perintis PUSPA di Puskesmas Cikarang, kami berhasil menurunkan 25 persen kasus aktif yang ada di wilayah Puskesmas Cikarang.”
“Dengan wawasan yang mereka miliki, kami memulai inovasi bernama SAKA SAKE (Satu Kader Satu Keahlian) untuk mendukung penanganan COVID-19 dan memaksimalkan pelayanan kesehatan esensial,” katanya.
Dengan kolaborasi ini Novrizal berharap dapat mengatasi pandemi COVID-19 dari hulu dan segera dapat mengoptimalkan kembali pelayanan kesehatan esensial.
Advertisement