Ada Impor 1 Juta Ton Beras, Pedagang: Pak Jokowi Bilang Benci Produk Impor

Pedagang keberatan dengan rencana Pemerintah akan impor beras sebanyak 1 juta ton, lantaran bisa membuat harga beras lokal semakin jatuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2021, 15:10 WIB
Dua pekerja mengecek beras milik Perum Bulog di kawasan Pulo Mas, Jakarta, Kamis (26/11/2020). Kementan kembali memastikan bahwa meski tengah dilanda pandemi Covid-19 pasokan beras hingga akhir tahun masih ada stok beras sebanyak 7,1 juta ton. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifly Rasyid, mengatakan keberatan dengan rencana Pemerintah akan impor beras sebanyak 1 juta ton, lantaran bisa membuat harga beras lokal semakin jatuh.

“Kebijakan impor 1 juta ton itu jadi kami dari pedagang mengatakan keberatan impor itu ada saat sekarang, sebab posisinya kita lagi panen. Pertama kita masih panen, dan kedua stoknya masih banyak, bulog sendiri saja berasnya masih ada stok 700 ribu ton. Jadi kalau bisa impor ini jangan ada dulu,” kata Zulkifly saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (17/3/2021).

Zulkifly menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu yang menyatakan benci produk impor, namun selang beberapa hari kemudian Pemerintah berencana akan impor 1 juta ton beras.

“Diwaktu pembukaan rapat kerja Menteri Perdagangan Pak Jokowi yang ngomong, saya mendengar dan melihat bahwa Jokowi menyatakan benci impor. Setelah itu keluar statement akan impor beras 1 juta ton, ini jadi polemik di lapangan,” ujarnya.

Menurutnya boleh-boleh saja Pemerintah melakukan impor beras, namun impor tersebut bisa dilakukan disaat yang tepat bukan dilakukan disaat masa panen. Jika hal itu dilakukan maka harga beras akan semakin anjlok.

“Boleh-boleh saja impor tapi posisinya yang tepat, umpanya kita kekurangan beras  kita tetap harus impor karena wajib hukumnya. Sebab sampai sekarang ini jangan mengatakan 'tidak usah impor' kan kita ketergantungan dengan impor, kita masih banyak kurangnya,” kata Zulkifly.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Masih Ketergantungan Impor

Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) di Gudang Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/6). Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kenapa Indonesia masih ketergantungan impor beras? Zulkifly menjelaskan, lantaran lahan pertanian di Indonesia semakin hari semakin berkurang, sedangkan jumlah penduduk semakin bertambah, sehingga kebutuhan terhadap beras itu akan semakin tinggi pula.’

“Kita boleh ada impor disaat kita perlu dan kita tidak boleh impor disaat kita lagi panen. Daerah dari lini penjuru semuanya pada panen. Harga beras di pasar induk jatuh menjadi murah. Tapi pak Jokowi mengatakan harus impor 1 juta ton beras, tentunya ini menjadi polemik,” tegasnya.

Disisi lain Zulkifly menegaskan stok beras sangat melimpah yang menyebabkan harga beras menjadi Rp 7.500 hingga Rp 8.500 per kg. Padahal sebelumnya harga beras masih Rp 10.000-12.000 per kg.”

Harga beras hari ini Rp 7.500 per kg dari semula harga Rp 8.500 per kg. Jadi kalau bisa dipertimbangkan oleh Pemerintah kalau bisa di dalam posisi kita lagi panen harusnya Pemerintah menyerap hasil gabah dari petani itu yang jauh lebih bagus daripada kita impor,” pungkasnya.   

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya