Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp menonaktifkan sekitar dua juta akun setiap bulannya karena dianggap melakukan perilaku abnormal di platform tersebut.
Diungkapkan oleh Manager Kebijakan Publik WhatsApp Indonesia Esther Samboh, dari 2 juta akun yang dinonaktifkan oleh WhatsApp, 70 persennya diidentifikasi oleh sistem.
Baca Juga
Advertisement
"WhatsApp menonaktifkan 2 juta akun tiap bulan, 70 persennya diidentifikasi oleh sistem bahwa akun-akun tersebut melakukan perilaku abnormal, bukan berdasarkan dari laporan pengguna," kata Esther, dalam Diskusi 'Menjaga Privasi dan Melawan Hoaks Seputar Covid-19' yang digelar melalui Zoom, Rabu (17/3/2021).
Perilaku abnormal yang dimaksud oleh WhatsApp mulai dari meneruskan pesan berkali-kali, sembarangan mengundang pengguna-pengguna lain ke grup tanpa sekehendak orang yang diundang, dan lain-lain.
Data Global
Menurut Esther, jumlah 2 juta akun yang dinonaktifkan oleh WhatsApp ini merujuk pada data WhatsApp global dan bukan per wilayah negara.
"Ini merupakan data terbaru, jadi dari data global rata-rata ada 2 juta akun yang dinonaktifkan tiap bulannya," ujar Esther.
WhatsApp memiliki lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia dan 90 persen percakapan yag terjadi di WhatsApp adalah percakapan privat.
Advertisement
Berbagai Fitur Lindungi Pengguna
Data WhatsApp juga menyebut, dari banyaknya grup obrolan, terbanyak merupakan grup dengan jumlah anggota di bawah 10 orang.
Guna melindungi privasi pengguna, WhatsApp juga menghadirkan berbagai fitur.
Fitur-fitur yang dimaksud antara lain adalah mengatur siapa saja yang dapat memasukkan ke grup obrolan, mengatur last seen dan profil, hingga fitur report dan block untuk melindungi pengguna dari kontak yang tidak diinginkan.
(Tin/Why)