6 Kebiasaan Wanita Jepang Menjaga Tubuh Tetap Langsing dan Awet Muda

Wanita Jepang memiliki kebiasaan yang baik untuk menjaga tubuh tetap langsing.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mar 2021, 15:00 WIB
Para wanita mengenakan Kimono saat menghadiri upacara perayaan Coming of Age Day atau Hari Kedewasaan di Tokyo, Jepang (14/1). (AP Photo/Koji Sasahara)

Liputan6.com, Jakarta - Wanita Jepang dianggap paling cantik dan elegan di dunia. Ketika memasuki usia 30 tahun, mereka masih terlihat seperti berusia 18 tahun. Pada usia 40 tahun, mereka pun seperti berusia 25 tahun.

Mereka juga dianggap memiliki hidup yang lama. Ini karena wanita Jepang terbiasa konsumsi makanan sehat mulai dari proses pembuatan sampai menjadi hidangan yang siap makan.

Wanita Jepang juga sangat menjaga pola hidupnya untuk kesehatan. Dengan begitu, mereka berhasil mendapatkan tubuh ideal dan tetap langsing walaupun usia bertambah. Lantas, apa saja rahasianya? Dikutip dari Bright Side, simak penjelasannya berikut ini.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Konsumsi Makanan Kaya Nutrisi

Orang Indonesia paling suka makan 5 masakan Jepang ini.

Banyak yang mengira jika orang Jepang hanya memakan sushi. Faktanya, pola makan mereka cukup beragam. Mereka lebih suka rumput laut, ikan, sayuran, buah, nasi, kedelai, dan teh hijau.

Saat wanita Jepang diet, mereka mengonsumsi makanan yang bernutrisi dan seimbang. Mereka sangat menghindari junk food dan makanan berkalori tinggi. Secara tradisional, orang Jepang menyesuaikan makanan dengan musim yang sedang berlangsung.

Ketika musim panas, mereka memakan sup dingin, makanan laut, ramen dingin, dan salad. Di musim dingin, mereka memakan ikan, daging, sup, dan minuman panas.

 


Metode Memasak

Ilustrasi panggang daging (Dok.Pixabay)

Secara tradisional, orang Jepang memasak makanan mereka dengan cara direbus, dikukus, dibakar, atau digoreng dengan sedikit minyak. Metode tersebut memiliki keuntungan yaitu mempertahankan manfaat dan nutrisi pada makanan itu.

Wanita Jepang sangat memperhatikan bumbu makanan. Mereka berusaha agar makanan tetap ringan tanpa membebani perut, ginjal, dan hati secara berlebihan. Pada intinya, metode memasak orang Jepang lebih menonjolkan rasa alami, warna, dan keindahan.

 


Budaya Makan

Beras Juga Merupakan Bahan Makanan Pokok di Jepang dan Korea (Sumber Gambar: pixabay.com)

Orang Jepang memiliki budaya khusus saat makan. Mereka makan secara perlahan dengan potongan-potongan kecil dari porsi dan ukuran piring yang kecil. Mereka berusaha untuk menjaga rasa dan tampilan alami dari makanan itu.

Setiap lauk harus memiliki piringnya sendiri, sehingga menempatkan lauk berbeda di piring yang sama dianggap sesuatu yang buruk. Porsi makanan juga sedikit yang membuat piring tidak penuh.

 


Nasi sebagai Pengganti Roti

Onigiri adalah nasi kepal khas jepang yang banyak dijual di pinggir jalan atau supermarket. Onigiri sendiri makanan berupa nasi yang dipadatkan sewaktu masih hangat dan dibawahnya ditutupi dengan nori atau rumput laut kering. (Istimewa)

Bagi orang Jepang, nasi adalah bagian penting dari setiap hidangan saat makan. Itu merupakan makanan pokok Jepang sebagai pengganti roti. Nasi di Jepang dimasak tanpa garam atau mentega. 

Ini membuat orang Jepang memiliki tubuh yang sehat karena kandungan garam dan mentega yang dikonsumsi sedikit. Wanita Jepang jarang memakan makanan bertepung, sehingga dapat membantu menjaga tubuh tetap langsing.

 


Makanan Penutup

Kue bulan dengan kuning telur asin disajikan di Saikoh-shinkan, restoran milik perusahaan makanan Saikoh, di Yokohama, Jepang, pada 30 September 2020. Festival Pertengahan Musim Gugur atau juga disebut Festival Kue Bulan jatuh pada 1 Oktober tahun ini. (Xinhua/Du Xiaoyi)

Di Jepang hampir tidak ada permen untuk pencuci mulut. Mereka jarang menyediakan makanan penutup setelah makan, dan hanya sedikit orang yang melakukannya.

Orang Jepang selalu memperhatikan makanan mereka untuk menjaga kesehatan tubuh. Mereka memiliki ekspektasi yang sangat berbeda terhadap makanan manis, sehingga tak ada kue atau krim mentega. Jika ada makanan penutup, mereka menyediakan makanan rendah gula dan rendah lemak.

Penulis:

Syifa Aulia

UPN Veteran Jakarta

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya