Apresiasi Totalitas Perawat Indonesia Tangani Pandemi COVID-19

Totalitas perawat dalam menjalankan tugas di masa pandemi COVID-19 sebagai bagian dari garda terdepan perlu diapresiasi.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 17 Mar 2021, 19:53 WIB
Perawat mengenakan alat pelindung diri saat menyuntikkan vaksin campak kepada seorang anak di Hari Perawat Internasional di Palu, Indonesia, Selasa (12/5/2020). Hari Perawat Internasional diperingati setiap tanggal 12 Mei yang bertepatan dengan kelahiran Florence Nightingale. (MUHAMMAD RIFKI/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Totalitas perawat dalam menjalankan tugas di masa pandemi COVID-19 sebagai bagian dari garda terdepan perlu diapresiasi. Totalitas perawat merupakan salah satu kekuatan utama dalam menanggulangi COVID-19 di Indonesia.

Kapusdik SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan dr Sugiyanto, S.Pd, M.App.Sc, menyampaikan apresiasinya di Hari Perawat Nasional kali ini.

“Peran perawat ini sangat krusial, kawan-kawan dokter tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan kawan-kawan perawat dan kitatahu mereka bekerja sangat komprehensif. Mereka bisa menjadi motivator dan pada saat awal pandemi, advokasi kawan-kawan perawat sangat luar biasa dalam mencegah timbulnya stigmanegatif bagi pasien COVID-19,” jelasnya dalam Dialog Produktif bertema “Perawat Merawat Semangat” yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Rabu (17/3).

Sugiyanto juga menuturkan bagaimana kebesaran hati para perawat dalam menjalankan tugas mereka. “Para perawat ini datang barangkali harus meninggalkan keluarga, semata agar pasien tersebut cepat sembuh, mereka ujung tombak pada masa pandemi ini,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Harif Fadillah, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) juga memberikan apresiasi kepada para perawat yang hingga kini masih berjuang menanggulangi pandemi. “Secara umum, tugas perawat itu memberikan asuhan keperawatan baik saat pandemi maupun sebelum pandemi. Memang ada tantangan tersendiri saat pandemi seperti saat ini, seperti sifat penyakitnya yang mudah menular, sehingga perawat harus lebih hati-hati, waspada, serta disiplin. Jumlah pasien yang tinggi juga memberikan beban yang lebih dari biasanya,” jelasnya menggambarkan kondisi yang dihadapi perawat.

Dalam tugasnya, Harif menjelaskan ada pembekalan yang diberikan untuk menangani pasien COVID-19 di lapangan. “Sebelum menghadapi pasien, perawat mendapatkan pelatihan agar terhindar dari penularan, juga pelatihan basic life support, jadi sebelum terjun mereka diberikan pembekalan tambahan, tidak terbatas memberi perhatian fisik, juga memberikan motivasi, kemauan ingin sembuh, kemandirian, termasuk memberikan semangat kepada pasien,” terangnya.

Selaku Ketua PPNI, Harif tak lupa berpesan pada rekan-rekan perawat yang hari ini masih mengabdi menangani kasus COVID-19 agar tidak kendur semangatnya dalam melayani masyarakat, “Bagi sahabat perawat, Hari Perawat Nasional ini adalah momentum yang baik untuk membuktikan bahwa profesi kita mulia. Tetap bekerja secara profesional, menjaga etika yang tinggi, menjaga disiplin agar tidak tertular dan mengabdi pada negeri.”

 

Simak Juga Video Berikut Ini


Pengalaman di Lapangan

Perawat RSDC Wisma Atlet Evy Ina Sasauw menceritakan pengalamannya di lapangan saat merawat pasien COVID-19. “Tentunya ada rasa takut tertular, tapi kami di sini sudah dibekali protokol pemasangan alat pelindung diri (APD). Kami juga saling mendukung dan saling mengingatkan untuk istirahat yang cukup agar tidak stres, makan makanan yang sehat danbervitamin agar tetap semangat melayani asuhan keperawatan kepada pasien,” ujarnya.

Menimbang risiko yang dihadapi tenaga kesehatan, termasuk perawat di dalamnya, Pemerintah memprioritaskan program vaksinasi pertama untuk melindungi mereka dari tertular COVID-19.

Dari survei internal PPNI tentang penerimaan vaksinasi di kalangan perawat, 82 persen perawat jugan bersedia mendapatkan vaksin pertama kali.

“Di Wisma Atlet, kami mendapat fasilitas untuk divaksinasi. Awalnya memang takut, tapi antusiasme perawat dan relawan yang tinggi membuat kami bersedia mendapat vaksinasi pertama kali. Ternyata setelah divaksinasi tidak mendapat efek samping apa-apa,” terang Evy.

Tidak hanya untuk melindungi kalangan tenaga kesehatan saja, Evy juga berpesan kepada masyarakat untuk menerima vaksinasi COVID-19 saat tiba gilirannya nanti. “Untuk masyarakat, jangan ragu untuk divaksinasi karena kami sendiri tenaga kesehatan khususnya di Wisma Atlet sudah menjalankan vaksinasi tanpa ada efek samping apapun,” tegasnya.

 


Infografis

Infografis Benarkah Sudah Divaksin Masih Bisa Kena Covid-19? (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya