Syamsudin (71) saat menyelesaikan perbaikan kapal nelayan di kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (17/3/2021). 5 dekade sudah Syamsuddin menggeluti profesi sebagai pembuat kapal nelayan di Sunda Kelapa. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Potret Syamsudin di sela menyelesaikan perbaikan kapal nelayan di kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (17/3/2021). Dalam membuat atau memperbaiki kapal, Syamsudin bekerja hanya seorang diri dengan mengandalkan keahliannya yang dimulai sejak pagi hingga sore hari. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Kerut tangan Syamsudin terlihat saat memperbaiki kapal nelayan di kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (17/3/2021). Untuk perbaikan kapal, harga yang ditawarkan mulai Rp10 juta-Rp 20 juta, tergantung kerusakan dengan waktu pengerjaan 1 hingga 2 minggu. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Syamsudin saat beristirahat sejenak di kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (17/3/2021). Meski sudah tua, Syamsudin masih terlihat gagah dan telaten sehingga banyak nelayan yang mempercayakan dirinya dalam membuat atau memperbaiki kapal. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Sejumlah peralatan yang digunakan Syamsudin untuk menyelesaikan perbaikan kapal nelayan di kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (17/3/2021). 5 dekade sudah Syamsuddin menggeluti profesi sebagai pembuat kapal nelayan di Sunda Kelapa. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Syamsudin (71) saat menyelesaikan perbaikan kapal nelayan di kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (17/3/2021). Dalam membuat atau memperbaiki kapal, Syamsudin bekerja hanya seorang diri dengan mengandalkan keahliannya yang dimulai sejak pagi hingga sore hari. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Syamsudin (71) saat menyelesaikan perbaikan kapal nelayan di kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (17/3/2021). Untuk perbaikan kapal, harga yang ditawarkan mulai Rp10 juta-Rp 20 juta, tergantung kerusakan dengan waktu pengerjaan 1 hingga 2 minggu. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Syamsudin (71) saat menyelesaikan perbaikan kapal nelayan di kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (17/3/2021). Dalam membuat atau memperbaiki kapal, Syamsudin bekerja hanya seorang diri dengan mengandalkan keahliannya yang dimulai sejak pagi hingga sore hari. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)