Erick Thohir Sudah Direstui Bentuk Holding Ultra Mikro

Ekosistem holding ultra mikro nantinya akan fokus pada pemberdayaan bisnis UMKM melalui PNM, pengembangan bisnis melalui Pegadaian dan pembiayaan BRI untuk membuat usaha mikro naik kelas.

oleh Nurmayanti diperbarui 18 Mar 2021, 13:36 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir . (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengaku telah mengantongi persetujuan pembentukan holding ultra mikro yang terdiri dari PT PNM, PT Pegadaian dan PT BRI. Persetujuan pembentukan tersebut datang dari berbagai pihak melalui serangkaian audiensi dan rapat yang sudah dilakukan.

"Alhamdulillah dari audiensi kami dan rapat di berbagai pihak, kami sudah dapat dukungan dari OJK, BI, LPS, KSK dan terkahir dirapatkan di Komite Pravitisasi yang langsung dipimpin oleh Menko Perekonomian sebagai pimpinan komite tersebut, kita sudah sosialisasi dan mendapatkan persetujuan ini," jelas Erick dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (18/3/2021).

Erick bilang, ekosistem holding ultra mikro nantinya akan fokus pada pemberdayaan bisnis melalui PNM, pengembangan bisnis melalui Pegadaian dan pembiayaan BRI untuk membuat usaha mikro naik kelas.

Beberapa program sudah dilakukan Kementerian BUMN, diantaranya meluncurkan program PADi UMKM, di mana pihaknya membuka akses pada ultra mikro UMKM untuk jadi supplier kepada BUMN terkait pengadaan barang dan jasa. Meski komposisi PADi UMKM masih ada beberapa barang asing yang masuk, pihaknya akan terus memperkuat penggunaan komponen dalam negeri.

Lalu, renovasi Sarinah sebagai akses pasar UMKM dan ultra mikro juga gencar dikembangkan. Erick bilang, hasil renovasi Sarinah dapat dilihat pada bulan November mendatang.

"Kita memperbaiki Sarinah, bagaimana Sarinah akan menjadi tulang punggung UMKM. Nantinya bisa disaksikan November 2021, bagaimana Sarinah yang baru bisa menjadi bagian pembangunan UMKM, brand lokal atau ultra mikro," ujar Erick Thohir.

Saksikan Video Ini


Holding Ultra Mikro BUMN Bakal Selamatkan UMKM dari Rentenir

Pengunjung melihat produk-produk UMKM dalam Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta Convention Center, Jumat (20/7). Untuk ketiga kalinya, Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Pameran Kerajinan UMKM Binaan BI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN saat ini tengah mematangkan rencana pembentukan holding ultra mikro yang melibatkan tiga BUMN, yakni PT Pegadaian (Persero), PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang akan menjadi induk.

Holding BUMN ultra mikro ini bertujuan mendukung visi pemerintah dalam memberdayakan usaha kecil, mempercepat laju inklusi keuangan, pembiayaan berkelanjutan, serta menyasar 57 juta nasabah ultra mikro.

Mengingat dari 57 juta nasabah segmen paling bawah tersebut sekitar 30 juta di antaranya belum memiliki akses ke sumber pendanaan formal.

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade menyampaikan, pihaknya sangat mendukung pembentukan holding BUMN untuk ultra mikro.

Dia meyakini langkah ini dimaksudkan untuk mempercepat perbaikan ekosistem usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di masa pemulihan ekonomi pada 2021.

Penggabungan ketiga perusahaan BUMN tersebut dapat mempermudah aksesibilitas masyarakat terhadap pembiayaan dengan bunga rendah hingga ke wilayah pelosok.

"Bunga pembiayaan mikro nantinya lebih murah. Kami yakin holding ini mampu meningkatkan akses pembiayaan hingga ke pelosok negeri," ujar Andre, Rabu (17/3/2021).

Andre pun yakin praktik aksi korporasi kali ini lebih sehat lantaran melibatkan BRI yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia. "Harapan kami holding ini tidak hanya sebatas aksi korporasi semata, tetapi juga akan bisa memberikan dampak nyata bagi masyarakat, utamanya masyarakat kecil," ungkapnya.

Lebih lanjut, Andre menjelaskan, selama ini pelaku usaha mikro kerap terkendala akses permodalan yang membuat mereka tak punya pilihan hingga akhirnya terpaksa berhubungan dengan rentenir.

"Kita tahu rentenir bisa menarik denda sesuka hati bahkan menyita aset usaha. Akhirnya pelaku usaha yang terpaksa meminjam ke rentenir terjebak dalam lingkaran setan," tutur Andre.

Senada, Wakil Ketua Komisi VI DPR Martin Manurung pun turut menyambut positif gagasan untuk memperkuat ekosistem ultra mikro melalui rencana holding. Menurutnya, ini merupakan langkah bagus.

"Menurut saya, itu langkah bagus. Integrasi pembiayaan ultra mikro akan memperkuat, baik dari sisi kelembagaan, permodalan dan pelayanan," ujar Martin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya