Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sudah membuka kembali pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang ke-15. Kartu Prakerja diharapkan bisa memberikan peningkatan kemampuan dan kompetensi bagi angkatan kerja agar mampu bersaing di dunia kerja.
Direktur Penyusunan APBN Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rofianto Kurniawan mengatakan, Kartu Prakerja sudah menghabiskan anggaran Rp 4,26 triliun hingga 13 Maret 2021. Adapun total anggaran yang disiapkan pada tahun ini sekitar Rp 20 triliun.
Advertisement
"Kalau dilihat realisasinya 2021 sampai 13 Maret, sudah cukup bagus jadi realisasinya Rp 4,26 triliun kemudian penerima 1,2 juta peserta," ujar Rofianto melalui diskusi online, Jakarta, Kamis (18/3).
Pada 2020, Kartu Prakerja juga mencatatkan realisasi yang cukup baik. Kementerian Keuangan mencatat program semi bansos ini menghabiskan anggaran sebanyak Rp 18,25 triliun atau kurang lebih sekitar 91,26 persen.
"Kinerjanya 2020 lalu kita pahami awalnya kartu prakerja ini anggarannya sebanyak Rp 10 triliun lalu ditambah lagi menjadi Rp 10 triliun totalnya mencapai Rp 20 triliun. Kalau sampai akhir tahun realisasinya cukup bagus Rp 18,25 triliun atau 91,26 persen," paparnya.
Rofianto melanjutkan, masih ada sejumlah perbaikan yang terus diupayakan oleh pemerintah dan manajemen. Langkah tersebut agar dana dalam program ini bisa langsung dan cepat diterima oleh penerima manfaat.
"Tentunya realisasi Kartu Prakerja cukup bagus. Kita perhatikan ada yang harus disempurnakan antara penarikan dana dan skema penyaluran dananya. Jadi kita harapkan uang ini memang tidak terlalu lama menumpuk di bank jadi harus segera disalurkan kepada yang mendapat pelatihan agar mereka bisa segera mendapat manfaat agar dan menyelesaikan programnya," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 15 Resmi Dibuka, Jangan Pakai Jasa Joki
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, sebanyak 55,6 juta orang sudah mendaftar program Kartu Prakerja sejak pertama dirilis pada Maret 2020.
Dari total yang sudah mendaftar, sebanyak 5,5 juta telah menjalankan program Kartu Prakerja. Hingga saat ini program Kartu Prakerja telah memasuki 15 gelombang yang baru saja dibuka pukul 12.00 WIB siang ini.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Deni P Purbasari mengimbau peserta Kartu Prakerja tidak menggunakan jasa joki saat melakukan pendaftaran. Sebab hal tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi penerima manfaat dan juga merusak tujuan dari program Kartu Prakerja.
"Sejak daftar tidak ada perantara, broker dan sebagainya. Semua terbuka melalui internet, ada di situs. Jangan malas membaca, jangan pakai joki, masukkan sendiri semua data data yang dibutuhkan, ini sangat mudah," ujar Deni dalam diskusi secara virtual, Jakarta, Kamis (18/3).
Deni mengatakan, peserta yang tidak diharuskan mendatangi kantor-kantor pemerintah untuk melakukan pencetakan kartu atau pembayaran biaya-biaya. Langkah ini dimaksudkan agar tidak ada praktik pungutan liar yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
"Nomor Kartu Prakerja langsung diterima nggak ada surat pendaftaran jadi nggak ada pembagian kertas. Nggak perlu ke kantor dinas A, B nggak perlu. Baik ketika mendapat insentif itu secara langsung. Jadi duit langsung masuk ke rekening Rp600.000 tidak kurang satu rupiah pun," jelasnya.
Deni menambahkan, pemerintah sejak awal menjunjung transparansi dalam menjalankan program ini. Mengingat program Kartu Prakerja merupakan program baru yang dijalankan sejak awal pandemi. Sehingga tidak menutup kemungkinan banyak mendapat sorotan termasuk mengenai transparansi.
"Nah, ini semua end to end memastikan dana diterima secara langsung. Bisa dilihat berapa jumlahnya dan ditransfer kapan. Sehingga ini kemudian tidak ada yang ditutup-tutupi. Sangat Clear," tandasnya.
Advertisement