Liputan6.com, Tokyo- Panel penasihat pemerintah Jepang untuk langkah-langkah pencegahan Virus Corona menyetujui sebuah rencana untuk mencabut status darurat COVID-19 di wilayah Tokyo seperti yang dijadwalkan yaitu pada 21 Maret.
Meskipun demikian, Gubernur Tokyo pun terus memperingatkan warga agar tetap tidak lengah.
Advertisement
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga telah mengisyaratkan langkah tersebut, dengan mengatakan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit yang telah meningkat di Tokyo dan tiga prefektur tetangganya, di mana pembatasan tetap berlaku sejak awal Januari 2021.
"Tidak ada penolakan dengan rencana itu," kata Menteri Ekonomi Jepang Yasuhisa Nishimura, yang juga mengepalai penanganan Virus Corona di negara itu, usai pertemuan dengan panel penasihat.
Ditambahkannya juga bahwa para ahli telah mencatat kenalikan infeksi COVID-19 dalam beberapa hari terakhir, dan kemunculan gelombang kasus baru kemunkinan besar bisa akan terjadi.
"Yang penting adalah memastikan pelonggaran tidak terlalu besar - guna menjaga gelombang infeksi tetap kecil," jelas Nishimura, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (18/3/2021).
"Kami meminta warga kami untuk terus mengambil tindakan pencegahan dasar untuk mencegah penyebaran infeksi," tegasnya.
Sementara berupaya mengendalikan COVID-19 menjelang Olimpiade Tokyo musim panas ini, otoritas juga ingin memulai aktivitas ekonomi di wilayah Tokyo Raya, yang 36 juta penduduknya merupakan 30 persen dari populasi Jepang.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kebijakan Jadwal Operasional Baru untuk Restoran
Pengurangan kasus harian Virus Corona di Tokyo masih jauh dari target Gubernur Yuriko Koike - untuk mengurangi rata-rata dalam sepekan menjadi 70 persen atau lebih rendah dari pekan sebelumnya.
Pada 17 Maret 2021, Tokyo melaporkan 409 kasus baru COVID-19 - lebih kecil dari infeksi tertinggi sebanyak 2.520 yang dilapokan pada 7 Januari, tetapi tertinggi sejak pertengahan Februari 2021.
"(Status darurat akan dicabut) pada 21 Maret, tetapi apakah itu berarti ada yang terjadi setelah itu? Tidak dan kita harus melihat masuknya tahap baru," kata Gubernur Koike kepada wartawan.
"Penurunan pertama vaksin untuk 14 juta warga (Tokyo) baru saja dimulai, dan sampai kita selesai, kita harus berjuang dengan tangan kosong," sebutnya.
Di bawah pembatasan dalam status darurat, restoran dan bar diminta untuk tutup pada pukul 8 malam dan perusahaan memperkerjakan karyawan secara jarak jauh.
Setelah pencabutan status darurat, empat prefektur di Jepang akan meminta restoran tutup pada pukul 21.00, setidaknya hingga akhir Maret 2021, guna mengurangi kemungkinan munculnya infeksi, menurut Gubernur Kanagawa, Yuji Kuroiwa.
Satuan tugas COVID-19 pemerintah Jepang juga akan melakukan pertemuan pada Kamis malam untuk membahas rencana tersebut, diikuti dengan konferensi pers oleh Perdana Menteri Suga pada pukul 7 malam waktu setempat.
Sejauh ini, sekitar 449.000 orang dinyatakan positif dan 8.715 telah meninggal dunia karena COVID-19 di Jepang.
Advertisement