Sri Mulyani Ingin Seluruh Pelabuhan dan Bandara Terapkan National Logistic Ecosystem

Sri Mulyani menilai, peluncuran ekosistem logistik Batam atau Batam Logistic Ecosystem (BLE) sebagai pilot project dari ekosistem logistik nasional atau National Logistic Ecosystem.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Mar 2021, 15:15 WIB
Menkeu Sri Mulyani bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). Rapat membahas konsultasi terkait usulan perubahan pengelompokan/skema barang kena pajak berupa kendaraan bermotor yang dikenai PPnBM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menilai, peluncuran ekosistem logistik Batam atau Batam Logistic Ecosystem (BLE) sebagai pilot project dari ekosistem logistik nasional (National Logistic Ecosystem/NLE) akan meningkatkan level kompetisi di kawasan perdagangan bebas (free trade zone/FTZ) tersebut.

"Pulau Batam dari kinerja ekonomi selam 5 tahun terakhir pertumbuhannya di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Padahal potensinya sangat besar. Ini bentuk BLE untuk meningkatkan kepastian berusaha dan daya tarik kepastian investasi di Batam," ujarnya dalam acara peluncuran Batam Logistic Ecosystem, Kamis (18/3/2021).

Tak hanya Batam, Sri Mulyani menambahkan, platform National Logistic Ecosystem nantinya akan diterapkan di seluruh pelabuhan dan bandara di Indonesia.

"National Logistic Ecosystem ya berarti seluruh Indonesia. Akan diberlakukan ke semua port dan airport. Ini berarti akan ekspansi sehingga efisiensi nasional muncul," jelas dia.

Lebih jauh, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menyatakan, kehadiran BLE dan National Logistic Ecosystem akan jadi bagian dari program pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19.

"Kedua, ini bagian dari pemulihan ekonomi. Dalam satu tahun, dengan kegiatan ekonomi menurun, ekspor/impor, justru dengan situasi ini kita perlu membenahi diri. Waktu pulih dia bisa memberikan layanan yang jauh baik. Ini meningkatkan dan akselerasi pemulihan," ungkapnya.

Sri Mulyani pun berharap, seluruh kebijakan untuk memperbaiki lingkungan bisnis dan penciptaan kerja seperti tercantum dalam Undang-Undang (UU) Cipta Kerja bisa diterjemahkan secara konkret dalam bentuk pembentukan BLE dan National Logistic Ecosystem.

"Ini bagian dari mengurangi regulasi dan inefisiensi sehingga lebih mudah memberikan kepastian. Lalu ini dianggap akan menciptakan koordiansi platform bagi seluruh kementerian/lembaga dan pemda serta dunia usaha sehingga koordiansi jauh lebih mudah transparan dan memberi kepastian," tuturnya.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Luncurkan Batam Ekosistem Logistik, Luhut Ingin Tarik Investasi dari Negeri Seberang

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pemerintah meluncurkan platform ekosistem logistik di Batam (Batam Logistic Ecosystem/BLE) di Batam sebagai pilot project dari ekosistem logistik nasional (National Logistic Ecosystem/NLE).

Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, peluncuran ini dilakukan karena pemerintah ingin Indonesia bisa bersaing secara efisiensi biaya.

"Kita tuh pengennya efisien, itu aja. Jadi ada B2B, G2G, jadi kita semua pengen Indonesia bisa bersaing dari cost," kata Luhut dalam sesi teleconference, Kamis (18/3/2021).

Luhut menyatakan, penyederhanaan sistem pembiayaan tersebut akan membuat pemasukan investasi ke Indonesia semakin besar. Dalam urusan efisiensi pembiayaan, ia menyebutkan Indonesia masih kalah dengan negeri tetangga seperti Singapura.

"Negara di seberang kita 13 persen, kita 25,3 persen. Masa beda hampir 10 persen, 9 koma sekian persen. Kalau beda gitu banyak orang beda 9 persen ngapain investasi ke indonesia. Dengan itu terjadi penerimaan negara tambah, efisiensi," tegasnya.

"Anda bayangin kalau perdagangan begitu banyak, orang sudah beda 10 persen selisihnya, ngapain orang datang ke Indonesia investasi. Simple as that aja," ujar Luhut.

Jika skema itu terjadi, maka ia percaya penerimaan negara pun secara otomatis akan bertambah.

"Efisiensi misal kita menertibkan lego jangkar yang sekarang tinggal 6, sekarang kita kontrol, kita promosikan bergelombang sehingga 81 ribu kapal itu, kalau kita bisa ambil 20 persen saja itu sudah kita mendapatkan penerimaan cukup besar," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya