Kostraling Kementan dan Bulog Siap Serap 48.092 Ton GKG Petani Boyolali dan Grobogan

Seluruh gabah sisa panen Maret dan April 2021 di Kabupaten Boyolali sebanyak 24.092 ton GKG .

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mar 2021, 16:17 WIB
Sawah produktif (dok: Kementan)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Tim Terpadu Gerakkan Serap Gabah Petani bersama Perum Bulog dan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) telah membuat kesepakatan kesanggupan menyerap gabah/beras petani Kabupaten Boyolali dan Grobogan, Jawa Tengah. Seluruh gabah sisa panen Maret dan April 2021 diserap Bulog dengan harga yang menguntungkan petani.

Ketua Tim Terpadu Gerakkan Serap Gabah Petani, Direktrorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Warjito mengutarakan serap gabah petani ini merupakan upaya nyata Kementan dengan menggandeng mitranya untuk menjaga agar harga gabah/beras pada musim panen tidak merosot dan stok beras nasional terjaga saat musim panen raya.

Hal ini pun diatur secara serius dengan surat Menteri Pertanian Nomor 28/TP.100/M/03/2021 untuk serap gabah petani saat panen raya padi agar harga gabah/beras petani tidak anjlok.

“Seluruh gabah sisa panen Maret dan April 2021 di Kabupaten Boyolali sebanyak 24.092 ton GKG (gabah kering giling,- red) akan diserap Bulog dan serap gabah juga menyasar Grobogan sebanyak 24 ribu ton GKG sehingga totalnya mencapai 48.092 ton GKG. Kesempatan serap gabah ini sudah kami lakukan kemarin tanggal 17 Maret 2021 dengan Bulog dan Perpadi,” kata Warjito di Jakarta, Kamis (18/3/2021).

Warjito menjelaskan teknis pelaksanaan kemitraan serap gabah petani ini yakni Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling) yang di dalamnya terdapat Perpadi menyerap gabah petani yang selanjutnya disalurkan ke Bulog. Harga pembelian dalam serap gabah/beras ini tentunya sesuai standar mutu yang dipersyaratkan dalam Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah/beras dan persyaratan kualitas internal Bulog.

“Dengan adanya gerakan serap gabah ini, harga gabah/beras saat musim panen raya ini tidak anjlok atau dengan kata lain petani mendapatkan harga yang menguntungkan. Harga tidak boleh di bawah HPP, kami pastikan minimal sama dengan HPP. Kementan bersama mitra akan terus bekerja untuk petani,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penanganan Panen

Petani memisahkan bulir padi dari tangkainya saat panen di sawah yang terletak di belakang PLTU Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu (4/8/2019). Kurangnya pasokan beras dari petani akibat musim kemarau menyebabkan harga gabah naik. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan Kementan secara optimal melakukan upaya-upaya penanganan panen dan pasca panen untuk menjaga agar harga gabah/beras petani menguntungkan serta melakukan juga percepatan tanam Musim Tanam-II. Sesuai data BPS, potensi panen pada Maret 2021 seluas 1,63 juta hektar dan April luas 1,67 juta hektar sehingga peran Kostraling bekerja optimal dalam menyerap gabah/beras petani.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kostraling kerjanya menjadi Bulog-Bulog kecil. Dengan demikian, upaya serap gabah/beras petani menjadi optimal dan selanjutnya hasil serap dari Kostraling disalurkan ke Bulog. Ini adalah sinergi yang bagus antara Kementan yang didalamnya tergabung Perpadi dengan Bulog,” ujarnya.

“Untuk membantu petani agar menghasilkan gabah/beras berkualitas, Kementan juga memberikan dukungan bantuan berupa alat mesin panen dan pasca panen seperti combine harvester, mesin pengering (dryer) dan mesin penggilingan (RMU). Jadi kami pastikan musim panen raya padi awal tahun 2021 menguntungkan petani dan stok beras terjamin," imbuh Suwandi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya