Sri Mulyani Jelaskan Manfaat Dibentuknya Batam Logistic Ecosystem

Batam Logistic Ecosystem akan menciptakan efisiensi, transparansi dan peningkatan kualitas layanan melalui kompetisi yang sehat.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mar 2021, 18:00 WIB
Menkeu Sri Mulyani bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). Rapat membahas konsultasi terkait usulan perubahan pengelompokan/skema barang kena pajak berupa kendaraan bermotor yang dikenai PPnBM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Batam Logistic Ecosystem (BLE) adalah wujud kolaborasi antara Kementerian dan Lembaga, Pemerintah Daerah (Pemda) serta private sector dalam membangun suatu ekosistem logistik yang lebih baik. Oleh sebab itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani pun menyambut baik peresmian BLE.

Sri Mulyani menjelaskan, sebagai upaya perbaikan, penyederhanaan proses bisnis, penataan infrastruktur logistik, dan harmonisasi kebijakan fasilitasi dalam suatu ekosistem logistik Batam Logistic Ecosystem, dibutuhkan kolaborasi baik antar Kementerian dan Lembaga dan Pemerintah Daerah maupun dunia bisnis.

"Kolaborasi antara Kementerian Lembaga serta dunia bisnis menjadi sangat penting, dan ini perlu kita rintis. Sistem yang sedang dibangun ini adalah platform untuk kolaborasi," ungkapnya dalam acara Konferensi Pers Launching Batam Logistic Ecosystem (BLE), Kamis (18/3).

Batam Logistic Ecosystem sendiri merupakan bagian dari NLE (National Logistics Ecosystem). BLE akan berusaha menghubungkan sektor pasokan dan kebutuhan merupakan salah satu perwujudan upaya peningkatan kolaborasi dan sinergi antar Kementerian dan Lembaga yang tidak hanya berfokus pada kolaborasi sistem antar pemerintahan (B2G2G), tetapi juga antar pemerintahan dan bisnis, serta antar bisnis (G2B2B).

Adapun beberapa layanan yang sudah dapat dimanfaatkan di dalam Batam Logistic Ecosystem saat ini adalah layanan pemesanan kapal, layanan pemesanan trucking sampai dengan proses pembayarannya. "Pelayanan ini tentu akan tumbuh dan berkembang kedepannya dengan menambah layanan-layanan baru seperti warehouse, depo, dan lainnya," bebernya.

Oleh karena itu, dia meyakini, pengimplementasian Batam Logistic Ecosystem akan menciptakan efisiensi, transparansi dan peningkatan kualitas layanan melalui kompetisi yang sehat, menggiring behavior customer proses bisnis logistik untuk masuk ke era digital serta mempercepat proses logistik di Batam. Sehingga akan mengurangi waktu yang dibutuhkan oleh pengguna jasa dalam layanan Ship to Ship/Floating Storage Unit.

"Presiden selalu menekankan kepada kita semua, negara sekarang bukan yang kuat yang akan memenangkan persaingan, bukan yang besar yang memenangkan persaingan, tetapi yang cepat yang memenangkan persaingan. This is what the speed all about. Kecepatan menjadi sangat penting," terangnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Luncurkan Batam Ekosistem Logistik, Luhut Ingin Tarik Investasi dari Negeri Seberang

Menkomaritim Luhut Binsar Panjaitan memberi sambutan saat menghadiri penandatanganan kerja sama antar bank sindikasi di Jakarta, Jumat (29/12). Kerja sama antar bank tersebut sebesar 19,25 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pemerintah meluncurkan platform ekosistem logistik di Batam (Batam Logistic Ecosystem/BLE) di Batam sebagai pilot project dari ekosistem logistik nasional (National Logistic Ecosystem/NLE).

Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, peluncuran ini dilakukan karena pemerintah ingin Indonesia bisa bersaing secara efisiensi biaya.

"Kita tuh pengennya efisien, itu aja. Jadi ada B2B, G2G, jadi kita semua pengen Indonesia bisa bersaing dari cost," kata Luhut dalam sesi teleconference, Kamis (18/3/2021).

Luhut menyatakan, penyederhanaan sistem pembiayaan tersebut akan membuat pemasukan investasi ke Indonesia semakin besar. Dalam urusan efisiensi pembiayaan, ia menyebutkan Indonesia masih kalah dengan negeri tetangga seperti Singapura.

"Negara di seberang kita 13 persen, kita 25,3 persen. Masa beda hampir 10 persen, 9 koma sekian persen. Kalau beda gitu banyak orang beda 9 persen ngapain investasi ke indonesia. Dengan itu terjadi penerimaan negara tambah, efisiensi," tegasnya.

"Anda bayangin kalau perdagangan begitu banyak, orang sudah beda 10 persen selisihnya, ngapain orang datang ke Indonesia investasi. Simple as that aja," ujar Luhut.

Jika skema itu terjadi, maka ia percaya penerimaan negara pun secara otomatis akan bertambah.

"Efisiensi misal kita menertibkan lego jangkar yang sekarang tinggal 6, sekarang kita kontrol, kita promosikan bergelombang sehingga 81 ribu kapal itu, kalau kita bisa ambil 20 persen saja itu sudah kita mendapatkan penerimaan cukup besar," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya