Bola Ganjil: Pemerintahan Runtuh, Honved FC Urung Buktikan Kualitas di Eropa

Honved FC tidak mendapat kesempatan menunjukkan kemampuan karena Revolusi Hungaria yang mengubah kepemimpinan negara.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 19 Mar 2021, 00:30 WIB
Timnas Hungaria di Piala Dunia 1954 didominasi pemain Honved FC, di antaranya Ferenc Puskas, Gyula Grosics, Gyula Lorant, Jozsef Boszik, Zoltan Czibor, dan Sandor Kocsis. (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Jakarta - Pergantian pemerintahan tidak hanya mengubah arah negara. Peruntungan klub sepak bola juga terpengaruh.

Honved FC merupakan salah satu nama yang merasakan dampak tersebut. Hungaria mengalami revolusi pada 1956. Rakyat protes menentang pemerintah yang kebijakannya kerap dipengaruhi Uni Soviet.

Pemerintahan berganti dan kondisi tersebut memengaruhi kinerja Honved FC. Mereka kesulitan mempertahankan pemain bintang dan harus menunggu 25 tahun untuk kembali menjadi juara liga.

Peristiwa itu juga membuat Honved FC kehilangan kesempatan memenangkan Piala Champions yang mulai bergulir setahun sebelumnya.

Ini adalah kisah mereka:

Saksikan Video Berikut Ini


Pengaruh Militer

BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Honved FC bukanlah klub besar sejak berdiri pada 1909. Semua berubah ketika militer mengambilalih klub. Pengaruh mereka membantu klub berjuluk Kispest tersebut merekrut talenta-talenta terbaik dari seluruh penjuru negeri.

Klub pun berubah menjadi timnas mini. Honved FC kini memiliki nama-nama seperti Ferenc Puskas, Sandor Kocsis, Jozsef Bozsik, Zoltan Czibor, Laszlo Budai, Gyula Lorant, dan Gyula Grosics.

Kehadiran talenta-talenta tersebut membantu Honved FC menjadi juara Hungaria lima kali dalam kurun 1950-1955.

 


Pertaruhan Status Juara Dunia

ilustrasi BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Honved FC juga sempat unjuk gigi di pentas Eropa, meski kompetisi internasional ketika itu belum ada. Setelah Hungaria dua kali mempermalukan Inggris, Wolverhampton Wanderers yang ketika itu berstatus juara domestik mengundang Kispest bertanding pada Desember 1954.

Tim tamu membuktikan reputasi mereka dengan unggul 2-0 saat laga baru berusia 14 menit. Baru pada babak kedua mereka tidak berdaya karena pemikiran cepat tuan rumah.

Manajer Wolverhampton Stan Cullis meminta staf stadion membasahi lapangan sampai becek. Tujuannya untuk menghentikan permainan cepat lawan. Wolverhampton akhirnya sukses mencetak tiga gol dan membalikkan kedudukan.

Hasil tersebut membuat Wolverhampton jemawa. Mereka mengklaim sebagai juara dunia. Pandangan tersebut mendapat gugatan dari media yang menyaksikan langsung pertandingan dan taktik Cullis.

Jurnalis L'Equipe Jacques de Ryswick kemudian mengusulkan agar diciptakannya turnamen yang mempertemukan juara dari tiap negara. Hasilnya Piala Champions bergulir setahun kemudian.


Hanya Sekali Tampil

bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Honved FC absen di edisi pertama karena tidak mendapat undangan. Mereka baru berpartisipasi pada ajang selanjutnya.

Dipasangkan dengan Athletic Bilbao, Kispest kalah tipis 2-3 pada leg pertama di Spanyol. Namun, mereka tidak bisa menggelar laga kedua di markas sendiri karena Revolusi Hungaria.

Tidak mendapat dukungan suporter, Honved FC harus puas bermain 3-3 pada laga yang berlangsung di Brussels, Belgia.


Bintang Bepergian

Setelah itu Honved FC gagal bicara banyak, baik di domestik atau Eropa. Hasil Revolusi Hungaria membuat dukungan militer mundur. Klub pun kesulitan mempertahankan pilar.

Pemain bintang satu per satu pergi. Puskas, Kocsis, Czibor, dan Lorant hengkang pada 1956, dengan Grosics menyusul setahun berselang. Hanya Bozsik dan Budai yang bertahan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya