Mau Mudik Lebaran ke Yogyakarta Tahun Ini, Simak Syarat dari Sultan HB X

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperbolehkan warga yang ingin mudik lebaran tahun 2021 ini. Beberapa kepala daerah pun mengeluarkan pendapatnya soal mudik lebaran, salah satunya Sultan HB X.

oleh Yanuar H diperbarui 19 Mar 2021, 14:00 WIB
Sri Sultan Hamengkubuwono X (kedua kiri) didampingi Wakil Ketua DPD GKR Hemas saat melakukan Halal Bihalal dengan Warga Yogyakarta yang ada di Jakarta, Minggu (24/7). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, pemerintah tidak akan melarang masyarakat untuk mudik lebaran 2021. Beberapa kepala daerah pun mengeluarkan pendapatnya soal mudik lebaran, salah satunya Sultan HB X.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyebut syarat 5M yaitu mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas tetap harus dipatuhi bagi pemudik yang mau ke Yogyakarta.

"Kembali lagi ke mereka (prokes) 5M harus terpenuhi. Kalau bisa 5M ya sudah itu saja," katanya Rabu, 17 Maret 2021.

Menurut Sultan HB X, pada masa libur panjang beberapa waktu lalu, terlihat masih banyak warga yang tidak mematuhi prokes 5M. Hal ini berdampak meningkatnya beberapa kasus Covid -19 setelah masa libur.

"Itu kan tidak terpenuhi 5 M secara ketat, karena PPKM juga harus memenuhi seperti itu. Apa betul bisa terpenuhi kalau berada di pantai atau tempat berkerumun," katanya.

Sultan masih melihat bagaimana teknis pelaksanaan pencegahan penyebaran Covid-19 saat mudik lebaran. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah. 

"Apakah dari Jakarta ke Jogja juga di perbatasan diperiksa pakai surat tracing kan tidak. Kalau naik pesawat iya, tapi bagaimana dengan yang naik kendaraan pribadi. Harus jadi perhatian, kalau lolos bebas ya naik lagi (kasus covid-19)," katanya.

Menurutnya, masih banyak yang harus dipastikan termasuk kebijakan pemerintah yang memperbolehkan mudik lebaran di tengah pandemi ini. Apakah kebijakan atau aturan itu sudah tetap atau bisa disesuaikan di daerah.

"Nanti kita lihat kebijakan itu mungkin tidak dimodifikasi?" katanya.

Ia mengaku kesulitan membendung arus mudik lebaran meski tidak diizinkan. Hal ini terlihat pada tahun lalu, pemudik tetap berdatangan meski sudah ada aturan pengetatan mobilitas.

"Tidak diizinkan yo do mrene (pada ke sini) kok. Fakta, kalau mudik kan 2-3 kali lipat," katanya.

Mudik lebaran itu, kata Sultan, ada dua versi. Versi pertama mudik lebaran atau acara keluarga dan kedua untuk wisata.

"Kalau saya tidak larang, tapi jumlah harinya, kalau dulu 5 sampai seminggu, sekarang enggak usah, silaturrahmi ya 2-3 hari. Ini untuk meredam orang yang tidak bisa menerapkan 5M," katanya.

Sultan masih menunggu keputusan pemerintah dalam menyikapi mudik lebaran ini. Termasuk apakah perlu isolasi mandiri bagi pemudik. 

"Menutup tempat wisata apakah pengelola objek wisata setuju? Pemkab setuju? kan mereka butuh makan, sanggup tidak pemkab memberi makan mereka," dia menandaskan. 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya