Dewa Kipas Akan Bertanding Lawan Grand Master Irene Sukandar, Warganet Heboh

Rencananya, Dewa Kipas akan bertanding melawan Grand Master Irene Sukandar, secara live di podcast Deddy Corbuzier.

oleh Iskandar diperbarui 19 Mar 2021, 12:20 WIB
Ilustrasi catur (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Deddy Corbuzier melalui akun Instagram-nya @mastercorbuzier, mengumumkan soal Dewa Kipas yang setuju melawan Grand Master Irene Sukandar.

"Saya sudah menghubungi Dewa Kipas atau Pak Dadang dan akan melakukan tanding dengan Grand Master Irene. Pak Dadang sudah mengiyakan datang ke podcast kita untuk bermain catur. Beliau akan datang Senin ke lokasi saya," kata Deddy dalam video yang ia unggah.

Deddy kemudian mengungkapkan via Twitter bahwa pertandingan catur Dewa Kipas vs GM Irene Sukandar akan berlangsung secara live.

Warganet pun langsung heboh, sehingga menjadikan keywords GM Irene menjadi trending topic di Twitter.

Hingga berita ini naik, Jumat (19/3/2021), ada lebih dari 3.700 twit yang menyinggung nama GM Irene.


Kirim Surat Terbuka

Irene Kharisma Sukandar. (instagram.com/irene_sukandar)

Sebelumnya, Irene Sukandar menyampaikan kegundahan hatinya tentang kasus GothamCess dan Dewa Kipas melalui surat terbuka yang dia tulis di akun Twitter pribadinya @irene_sukandar.

Dalam surat itu, Irene mengaku tidak menyangka bahwa pemberitaan tentang kasus tersebut akan sebesar ini.

"Di satu sisi, tentu segala bentuk publikasi akan catur adalah keuntungan bagi para insannya. Tapi saya selalu memegang nilai-nilai kebenaran, jujur, dan ksatria seperti makna permainan catur," tutur Irene.

Oleh sebab itu, pecatur perempuan Indonesia pertama yang meraih titel International Master dan Woman Grandmaster tersebut merasa bahwa figur publik seperti dirinya, juga Deddy Corbuzier yang belum lama ini memberi slot waktu kepada Dewa Kipas untuk tampil acara podcast Deddy, "harus bersama-sama memberitakan berita yang benar untuk membangun karakter bangsa ini dan nilai-nilai kejujuran."

Irene pun menyoroti bahwa kasus ini telah merugikan banyak pihak di dunia percaturan dan popularitas yang didapat "tidak sebanding dengan rasa malu saya dan teman-teman pecatur profesional lainnya di mata dunia percaturan internasional."

Di dalam kalimat penutup suratnya, Irene Sukandar meminta Deddy untuk membantunya meluruskan kasus ini supaya "tidak berimbas terlalu dalam bagi kami patriot-patriot catur Indonesia."


Kasus Dewa Kipas Viral, Percasi Beri Edukasi Catur Online

Viral Orang Indonesia Dituduh Curang saat Main Catur. (Sumber: Facebook/ Ali Akbar)

Di awal Maret 2021, Indonesia dikejutkan dengan kabar salah satu pecatur lokal berhasil memenangi pertarungan melawan atlet catur luar negeri IM Levy Rozman (USA). Kemenangan tersebut kemudian menimbulkan polemik.

Dadang Subur yang bertarung menggunakan akun Dewa Kipas sukses mengalahkan Rozman yang dikenal dengan akun GothamChess di Chess.com. Usai kemenangan tersebut, akun Dewa Kipas di banned oleh Chess.com.

Kejadian ini membuat warganet Indonesia tak terima. Mereka menyerbu akun media sosial GothamChess. Pecatur Amerika Serikat itu sampai kesal dan memblokir warganet dari Indonesia di akun sosial medianya.

Viralnya kasus Dewa Kipas menarik perhatian Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi). Untuk itulah, pada Jumat 12 Maret 2021, PB Percasi melakukan konferensi pers daring dengan menghadirkan nara sumber Eka Putra Wirya (Dewan Pembina PB Percasi), Kristianus Liem (Kabid Pembinaan dan Prestasi PB Percasi), Hendry Djamal (Komisi Catur sekolah PB Percasi), GM Susanto Megaranto (atlet catur), IM/WGM Irene Kharisma Sukandar (atlet catur), serta MN Heri Darmanto, M.Kom, PN, NI (pengamat catur).

”Untuk mencegah pemberitaan yang tidak sesuai fakta, PB Percasi perlu meluruskan berbagai informasi yang tidak tepat,” ujar Eka Putra Wirya, Dewan Pembina PB Percasi.


Akurasi Algoritma

Ilustrasi pertandingan catur (BILL GREENBLATT / AFP)

Percasi meminta masyarakat menanggapi kasus Dewa Kipas dengan kepala dingin. Pasalnya Chess.com tidak sembarangan menjatuhkan sanksi kepada pemainnya. Mereka memiliki data dan alasan, sehingga menghapus akun Dewa Kipas.

"Tingkat akurasi algoritma Chess.com untuk menentukan seseorang di ban mencapai 95 persen. 95 persen yg di ban benar-benar karena terjadi pelanggaran," papar Irene Kharisma.

PB Percasi sebagai federasi yang menaungi olahraga catur di Indonesia, tentu saja berkepentingan untuk menjaga agar citra catur Indonesia tetap baik di dunia internasional. Tentu dengan cara memberikan penjelasan dan edukasi yang tepat, terutama kepada masyarakat luas. Karena di era digital, catur tak hanya milik para penggemarnya, namun juga para penggiat media sosial di dunia maya.

Perlu diketahui bahwa member chess.com saat ini berjumlah sekitar 59.7 Juta orang dari seluruh dunia. Data member yang join dalam 24 jam terakhir sekitar 89.6 ribu orang. Pecatur/GM top dunia yang menjadi member chess.com diantaranya adalah Juara dunia GM Magnus Carlsen, GM Hikaru Nakamura, GM Fabiano, Caruana, GM So Wesley, dan masih banyak lagi.

Chess.com memiliki 16 anggota tim fair-play. Terdiri dari 6 analis, 5 anggota tim teknologi, 2 grandmaster, dan 3 master internasional yang membantu untuk melakukan konfirmasi dan peninjauan. Chess.com berdedikasi untuk menjaga integritas permainan dengan menginvestasikan ratusan ribu dolar setiap tahun untuk memerangi kecurangan.

Chess.com menutup rata-rata lebih dari 500 akun karena kecurangan penggunaan engine setiap harinya dan telah menutup total lebih 400.000 akun. Dan 120 penutupan akun tiap hari karena pelanggaran lainnya seperti sandbagging, rating manipulation dan jenis pelanggaran lainnya.


Metode

Viral Orang Indonesia Dituduh Curang saat Main Catur. (Sumber: Facebook/ Ali Akbar)

Metode deteksi pelanggaran chess.com yakni algoritma yang digunakan sudah diperiksa oleh ahli statistik Harvard Natesh. Pillai, di tahun 2016, yang telah mengkonfirmasi sistem chess.com sudah berfungsi sesuai dengan tujuannya.

Pihak chess.com juga sudah memperlihatkan sistemnya ke para pemain top dunia (20 besar dunia) dan para pemimpin pertandingan pada 3 Juni 2020, serta telah menerima dukungan penuh dari USChess setelah peninjauan menyeluruh dari para ahli statistik di komite penilaian.

Chess.com menggunakan berbagai macam bukti untuk membuktikan kasus kecurangan. Chess.com mencermati level permainan, mempertimbangkan beberapa faktor dari perilaku terduga serta juga mempertimbangkan data tambahan lainnya terkait akun terduga tersebut.

Metodenya sangat dirahasiakan, karena bila mengungkapkan metode deteksi secara rinci akan dapat memudahkan para pelaku kecurangan untuk menghindari deteksi tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya