Liputan6.com, Yogyakarta - Gunung Merapi, Jumat (19/3/2021), mengeluarkan 20 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter ke arah barat daya. Hal tersebut diungkapkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), berdasarkan pengamatan mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengatakan, selain guguran lava pijar, Merapi juga mengalami 43 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-30 milimeter (mm) selama 11-137 detik, dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-15 milimeter (mm) selama 12-18 detik.
Advertisement
Asap kawah terpantau berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi 200 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi. Sementara cuaca di gunung tersebut cerah dan berawan.
Angin bertiup lemah ke arah tenggara dengan suhu udara 13-20 derajat Celsius, kelembaban udara 70-89 persen dan tekanan udara 757-916 mmHg.
Sementara untuk periode pengamatan pada Kamis malam (18/3/2021), pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi mencatatkan 25 kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya. Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Adapun jika terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.