IHSG Koreksi Terbatas, Investor Asing Lepas Saham TLKM hingga INCO

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,03 persen atau 1,8 poin ke posisi 6.346 pada pra pembukaan perdagangan saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Mar 2021, 10:25 WIB
Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan saham Jumat, (19/3/2021). Pelemahan IHSG ini juga mengikuti bursa saham Asia dan wall street yang turun.

Mengutip data RTI, IHSG turun tipis 0,03 persen atau 1,8 poin ke posisi 6.346 pada pra pembukaan perdagangan saham. IHSG juga masih melemah 11,16 poin ke posisi 6.336 pada perdagangan saham pukul 09.00 WIB. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,40 persen ke posisi 952,45. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 220 saham melemah sehingga menekan IHSG. 116 saham menguat dan 184 saham diam di tempat.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.346,13 dan terendah 6.310,30. Total frekuensi perdagangan saham 141.453 kali dengan volume perdagangan saham 2,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 49,95 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.409.

Sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham industri dasar naik 0,13 persen, diikuti sektor saham barang konsumsi menguat 0,11 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,07 persen. Sektor saham infrastruktur tergelincir 0,49 persen, sektor saham keuangan turun 0,55 persen dan sektor saham tambang melemah 0,49 persen.

Mengutip Ashmore Aset Manajement, laju IHSG menguat pada perdagangan saham Kamis 18 Maret 2021 ke posisi 6.347. Hal ini didukung penguatan saham-saham besar. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya.

BI juga berkomitmen untuk mendukung rupiah karena melemah imbas kenaikan imbal hasil obligasi AS. Obligasi pemerintah Indonesia naik menjadi 6,77 persen.

Sementara itu, rupiah melemah terhadap dolar AS ke posisi 14.410. Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, ruang pemangkasan suku bunga lebih lanjut terbatas seiring Indonesia perlu menjaga perbedaan suku bunga dengan negara lain untuk menarik dana asing.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gerak Saham

Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain saham MYTX naik 31,08 persen, saham BEBS melonjak 24,47 persen, saham CANI mendaki 23,08 persen, saham MTPS meroket 19,83 persen dan saham ZBRA naik 17,13 persen.

Saham-saham yang masuk top losers antara lain saham INPS turun 6,99 persen, saham TRUK tergelincir 6,99 persen, saham UNIQ merosot 6,98 persen, saham MAYA turun 6,95 persen, dan saham BMAS merosot 6,94 persen.

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBCA sebanyak Rp 27,2 miliar, saham BBRI sebanyak Rp 10,6 miliar, saham INTP sebanyak Rp 8 miliar, saham JPFA sebanyak Rp 4,8 miliar, saham MCAS sebanyak Rp 4,3 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham TLKM sebanyak Rp 9,4 miliar, saham INCO sebanyak Rp 5 miliar, saham BBNI sebanyak Rp 2,5 miliar, saham EMTK sebanyak Rp 2,5 miliar, dan saham CPIN sebanyak Rp 2,5 miliar.

Bursa saham Asia sebagian besar tertekan kecuali indeks saham Singapura naik 0,08 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,34 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 1,08 persen. Lalu indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,84 persen, indeks saham Shanghai turun 1,16 persen, indeks saham Taiwan susut 1,06 persen.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya