Liputan6.com, India - Seorang kakek asal India rela menjual rumah dan tidur di becak demi mewujudkan cita-cita cucunya menjadi guru.
Seringkali kakek dan nenek menyayangi cucunya melebihi rasa sayangnya terhadap anak. Karena rasa sayangnya itulah, tak jarang kakek atau nenek rela melakukan dan memberikan apa pun untuk cucunya.
Baca Juga
Advertisement
Hal inilah yang dilakukan seorang kakek bernama Desraj Jyot Singh dan kisahnya menjadi inspirasi untuk banyak individu. Desraj rela menjual tempat tinggalnya agar cucunya bisa mencicipi bangku kuliah.
Akun Instagram @humansofbombay mengungkapkan bahwa kakek Desraj merupakan tukang becak yang terpaksa harus tidur di becak saat malam demi bisa mewujudkan impian cucunya.
Desraj mengungkapkan bahwa enam tahun lalu putra sulungnya menghilang dari rumah. Setelah seminggu kemudian, mayatnya ditemukan di sebuah becak.
"Sebagian diriku ikut mati bersamanya. Namun, aku tak punya waktu untuk berduka karena dibebani tanggung jawab. Keesokan harinya, saya kembali menarik seperti biasanya," ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bertekad kuat
Tak sampai disitu, dua tahun kemudian putranya yang lain juga ditemukan tewas karena bunuh diri. Hal tersebut membuat Desraj tetap harus bertahan hidup untuk bertanggung jawab terhadap istri, menantu dan cucunya.
Ketika pemakaman berlangsung, ia mengisahkan cucunya yang bertanya padanya apakah ia harus berhenti sekolah. Mendengar pertanyaan tersebut membuat hati Desraj terenyuh.
"Saya mengumpulkan keberanian saya untuk meyakinkan dia. 'Tidak akan pernah! Belajarlah sebanyak yang kau mau'," ungkapnya.
Ia pun rela berjuang menarik penumpang sejak pagi-pagi buta. Desraj mengatakan bahwa dirinya berangkat dari rumah jam 6 pagi dan selesai hingga tengah malam.
Baginya hanya dengan cara itu ia bisa menghasilkan sebanyak 6.000 rupee atau senilai Rp 1,1 juta untuk menyekolahkan cucunya dan sisanya untuk memberi makan keluarganya yang berjumlah tujuh orang.
Bahkan ketika istrinya jatuh sakit, ia harus pergi ke rumah tetangganya untuk membayar obat-obatannya.
Advertisement
Tak sabar melihat cucunya berhasil
Usaha dan pengorbanannya menjadi tak sia-sia ketika tahun lalu cucunya mendapat nilai 80 persen saat ujian kelas 12. Ia pun memberikan tumpangan gratis kepada pelanggannya sebagai bentuk merayakan pencapaian cucunya.
Namun, cucunya kemudian mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi sarjana guru di ibukota, New Delhi. Hal tersebut tentu menjadi tantangan kembali bagi Desraj karena kondisi ekonominya saat ini.
Tak ingin memutus impian cucunya, ia pun memberanikan diri menjual rumah miliknya. Dia juga menitipkan istri, menantu, bahkan cucunya ke rumah kerabat mereka. Sementara itu, Desraj tetap tinggal di Mumbai dengan tidur di becaknya.
"Sejujurnya, hidup ini tidak buruk. Saya makan dan tidur di becak dan pada siang hari saya mengangkut penumpang. Terkadang kaki saya sakit karena terlalu lama duduk. Namun, kemudian cucu perempuan saya menelepon dan memberi tahu dia menjadi yang pertama di kelas. Seketika itu rasa sakitnya hilang," ungkap Desraj.
Ia mengaku tak sabar ingin melihat cucunya berhasil menjadi guru sehingga bisa memeluknya dan mengatakan "engkau membuatku bangga."
Kisah Desraj ini kemudian menjadi viral di media sosial dan mendapat penggalangan dana hingga Rp 476 juta. Kini, bantuan tersebut dapat membantu Desraj kembali memiliki rumah dan bisa membiayai cucunya selama kuliah.