Buntut Indonesia Dipaksa Mundur dari All England, Menpora Minta BWF Direformasi

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali menganggap BWF tidak profesional.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 19 Mar 2021, 18:15 WIB
Menpora, Zainudin Amali bersiap memberi keterangan terkait kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Indonesia resmi ditunjuk FIFA sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20 pada 2021. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, kembali menggelar jumpa pers menyikapi insiden yang menimpa tim bulu tangkis Indonesia di ajang All England 2021, Jumat (19/3/2021). Pada kesempatan kali ini, Zainudin juga ditemani oleh ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari. 

Seperti dilansir dari situs resmi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Zainudin menganggap Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) tidak profesional dan diskriminatif. Politisi partai Golkar itu bahkan mendorong agar PBSI maupun NOC menyuarakan reformasi di tubuh BWF. 

"Saya minta pada PBSI dan NOC untuk menyuarakan supaya ada reformasi di BWF. Sebab, kalau dilihat dari kejadian-kejadian. Ini bukan sesuatu hal yang terjadi tanpa kesengajaan, saya bisa memaknai ini bahwa ada kesengajaan untuk menyingkirkan Indonesia dalam turnamen ini,” kata Menpora Zainudin Amali dalam konferensi pers di gedung Kemenpora, Jumat (19/3).

Menpora juga menyampaikan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terkait diplomasi luar negeri untuk kejelasan kasus ini. "Kami meminta informasi terbuka semua secara transparan serta perlakuan yang fair atas apa yang telah dialami oleh tim bulu tangkis Indonesia. Menpora juga menegaskan berdasarkan pengakuan dari para atlet bulu tangkis yang saat ini sedang menjalani karantina di Birmingham, mereka diperlakukan secara tidak baik.

"Informasi yang masuk ke kami, kita diperlakukan dengan tidak baik. Bayangkan tim kita sudah bertanding, disuruh keluar dari arena lalu jalan kaki ke hotel, biasanya pakai shuttle bus. Inikan sesuatu yang diskriminatif,” kata Zainudin menambahkan. 

Tim bulu tangkis Indonesia diminta mundur dari kejuaraan All England 2021 yang berlangsung di Birmingham, Inggris, mulai 17 Maret lalu. BWF mengambil langkah ini setelah menerima masukan dari otoritas kesehatan Inggris (NHS) yang salah seorang penumpang pesawat yang ditumpangi kontingen Indonesia dari Istanbul, Turki ke London, Inggris, pada Sabtu lalu, ternyata terjangkit virus COVID-19. 

Sesuai regulasi pemerintah Inggris, para pemain dan ofisial Indonesia diminta untuk isolasi di hotel. Selain atlet asal Indonesia, pebulu tangkis wanita asal Turki, Neslihan Yigit yang berada dalam pesawat yang sama juga akhirnya dinyatakan walkover dari All England 2021. Saat ini kontingen Indonesia tengah menjalani masa isolasi di Hotel Crowne Plaza Birmingham City Centre, Inggris. 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini


Tidak Profesional

Ganda putra Indonesia Hendra Setiawan / Mohammad Ahsan saat berlaga pada babak pertama All England 2021 di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Rabu, 17 Maret. (foto: BWF-limited acces)

Menpora menilai kalau penyelenggara All England 2021 tidak tidak professional dan mengelola turnamen dengan asal-asalan. Apalagi tidak ada langkah antisipatif di tengah pandemi virus Corona COVID-19. Menpora juga menuding ada indikasi perlakuan yang berbeda terhadap negara lain. 

“Paling menyakitkan buat kita adalah tidak adil, ada peserta dari tiga negara bahkan begitu di swab hasilnya positif. Kemudian disuruh tes sendiri, dalam beberapa jam kemudian sudah negatif hasilnya, kan kelihatan sekali sangat diskriminatif, sementara atlet-atlet kita dibiarkan terkurung,” ungkapnya.

Menpora Amali menuding BWF hanya buang muka dan menjadikan aturan karantina di Inggris sebagai alasan.“BWF tidak profesional, BWF tidak transparan dan BWF diskriminatif karena cukup bukti untuk saya mengatakan itu. Oleh karena itu kami sangat kecewa atas perlakuan ini dan BWF tidak boleh bang badan berlindung dari aturan yang ada di negara inggris,” jelas Zainudin berapi-api.

 


Sangat Mengecewakan

Para pebulutangkis Indonesia tiba di Birmingham, Inggris, Sabtu (13/3/2021) menjelang berlangsungnya Turnamen Bulutangkis All England 2021, 17-21 Maret 2021. (Dok. PBSI)

Sementara itu, Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari menyampaikan apresiasi kepada Kemenpora dan Kemlu atas respon cepat terhadap kasus yang menimpa para atlet bulu tangkis Indonesia tersebut.

Oktohari juga menegaskan bahwa BWF selaku federasi dan penanggungjawab turnamen All England tidak boleh melempar tanggungjawab dan buang badan ke pemerintah inggris.

“Karena yang melaksanakan kegiatan bukan pemerintah Inggris, tapi panitia pelaksana All England, ini sangat mengecewakan. BWF harus tanggungjawab atas keteledoran yang terjadi di All England.” 

Ini merupakan kali kedua Menpora Zainudin Amali menggelar jumpa pers terkait mundurnya tim Indonesia dari All England 2021. Sehari sebelumnya, Zainudin sempat meminta agar PBSI segera mempertanyakan kejadian tersebut kepada BWF pusat maupun perwakilan yang berada di Asia. 


Pernyataan Resmi BWF

Sementara itu, BWF juga kembali mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden ini. Dalam situs resminya, BWF mengaku telah berusaha maksimal untuk membantu kontigen Indonesia. Hanya saja, upaya mereka tidak berbuah hasil karena aturan yang berlaku merupakan amanat undang-undang. 

Simak berita selengkapnya di sini... 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya