KILAS NUSANTARA: Sejoli Pembuat Video Porno Raup Jutaan Rupiah hingga Takmir Masjid Cabuli 6 Bocah

Berikut berita-berita dari berbagai daerah yang dirangkum Liputan6.com dalam Kilas Nusantara.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 20 Mar 2021, 00:00 WIB
Ilustrasi situs porno di India. (BBC)

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan pembuat video porno di salah satu hotel di Bogor akhirnya tertangkap. Keduanya merupakan sepasang kekasih berinisial RTM (31) dan PVT (30). Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Erdi A Chaniago mengatakan, kedua tersangka dengan sengaja memproduksi video porno sebanyak 26 konten video untuk dijual. Dari video-video porno yang diunggah ke situs porno itu, keduanya meraup jutaan rupiah.

Di hadapan petugas, keduanya mengaku terhimpit kebutuhan ekonomi, sehingga rela melakukan perbuatan itu. Keduanya telah mengunggah video pornonya sejak November 2020. Pasangan kekasih yang sudah tinggal dalam satu rumah itu mengaku sepakat membuat video porno untuk dijual.

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:


Klaster Covid-19 Lapas Nyomplong Sukabumi

Klaster Covid-19 meledak di Lapas Klas IIB Nyomplong Sukabumi. Sebanyak 47 narapidana dilaporkan terpapar virus Corona. Kalapas Klas IIB Nyomplong Sukabumi Christo Victor Nixon Toar mengatakan, terbongkarnya klister Lapas Sukabumi berawal dari salah satu narapidana yang mengalami gejala anosmia atau kehilangan indra penciuman.

Christo mengatakan, masih melakukan tracing terkait kejadian tersebut klaster ini. Jumlah yang terpapar Covid-19 masih terus berubah. Dari awalnya 20 orang, kini laporan yang masuk sudah 47 orang yang terpapar virus Corona di lingkungan Lapas Sukabumi. Semua yang terpapar sudah diisolasi dengan ketat. Christo juga mengaku selama ini telah menjalani protocol kesehatan ketat di lingkungan lapas.


Takmir Masjid Cabuli 6 Bocah

 

Seorang takmir masjid berinisial M (57), di Kecamatan Nglegok, Blitar, harus berurusan dengan polisi setelah dilaporkan telah mencabuli 6 anak di bawah umur. Untuk menghindari amuk massa, kepala dusun setempat berkoordinasi dengan tokoh masyarakat, perangkat desa, dan polisi, melakukan penjemputan terhadap M pada malam hari.

Mochamad Chariri, Kepala Desa setempat mengatakan, kekhawatiran terjadi amuk massa sangat beralasan. Pasalnya kasus tersebut sudah dilaporkan tiga minggu yang lalu, namun baru sekarang ditindaklanjuti. Apalagi toko milik M tetap buka, dan anak-anak kecil yang menjadi korban pencabulan M masih bermain di sekitar lokasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya