Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan media sosial memang mempermudah setiap individu untuk berkoneksi dengan orang lain. Internet tentu telah mengubah cara hidup dan perspektif manusia terhadap komunikasi.
Namun, penggunaan media sosial menghasilkan pengaruh yang baik dan buruk. Sebuah studi baru-baru ini mengungkap, individu yang menghabiskan sebagian besar waktunya di media sosial lebih cenderung sulit tidur nyenyak dan menggemeretakkan gigi.
Baca Juga
Advertisement
Melansir dari India Times, Jumat (19/3/2021), para peneliti di Universitas Tel Aviv mengamati dan mempelajari perilaku individu yang menggunakan smartphone dan ponsel halal tanpa aplikasi yang umum digunakan.
Ponsel halal digunakan oleh komunitas ultra-ortodoks Israel dan tidak memiliki sebagian besar aplikasi sehingga pengguna tidak tergoda dan menimbulkan ganguan dalam beribadah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jadwal Tidur Buruk
Para peneliti kemudian membandingkan dan mempelajari kebiasaan dan pola tidur dari kedua kategori pengguna tersebut dan menemukan bahwa pengguna smartphone biasa akan menggemeretakkan gigi mereka di siang hari. Sementara hanya enam persen pengguna ponsel halal yang melakukan hal serupa.
Studi tersebut juga mengklaim bahwa survei itu bertujuan merekomendasikan individu untuk membatasi penggunaan media sosial mereka.
Penggunaan media sosial yang berlebihan juga menyebabkan jadwal tidur yang buruk, di mana 20 persen pengguna smartphone mengaku terbangun di malam hari dari tidurnya kemungkinan besar karena ‘takut ketinggalan’.
Advertisement
Timbulkan Kecemasan
Dr Pressia Friedman-Rubin mengatakan kepada Times of Israel bahwa individu terus menerus merasa takut ketinggalan dan itulah sebabnya mereka memeriksa ponsel mereka dan membuka WhatsApp, Facebook dan aplikasi lainnya setiap saat.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa seseorang lebih mungkin terluka karena sakit rahang, menggertakkan gigi dan bangun di malam hari karena lebih banyak menggunakan ponsel. Kecanduan pada smartphone juga menyebabkan kecemasan dan stres.
Sebabkan Stres
Ini menunjukkan bahwa 45 persen pengguna smartphone merasakan kebutuhan sedang hingga tinggi untuk memeriksa perangkat mereka secara teratur. Separuh lainnya mengklaim bahwa smartphone menyebabkan mereka stres.
Freidman-Rubin menyarankan penggunaan smartphone yang berlebih bisa berdampak negatif bagi individu dan kita perlu berhati-hati tentang konsekuensi yang menyebabkan kecemasan dan stres.
Namun, studi tersebut belum dipublikasikan di jurnal Quintessence International.
Advertisement