Indocement Bidik Ekspor Semen Tumbuh 25 Persen pada 2021

Direktur Utama PT Indocement Indonesia Tbk, Christian Kartawijaya menuturkan, target ini sejalan dengan melimpahnya suplai semen di dalam negeri hingga 115 juta ton.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Mar 2021, 23:03 WIB
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Instagram @harmoni3roda)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Indonesia Tbk (INTP) menargetkan kenaikan ekspor semen hingga 25 persen, menjadi 600 ribu ton dari tahun lalu sebanyak 400 ribu ton.

Direktur Utama PT Indocement Indonesia Tbk, Christian Kartawijaya menuturkan, target ini sejalan dengan melimpahnya suplai semen di dalam negeri hingga 115 juta ton.

Sementara konsumsinya saat ini baru sekitar 62 juta ton. Berdasarkan kondisi tersebut, perseroan mengaku belum ada rencana untuk melakukan ekspansi pada 2021.

"Sangat tidak logis kalau ekspansi di tahun ini di saat kapasitas produksi semen dalam negeri oversuplai 115 juta ton, tetapi konsumsi baru 62 juta,” kata Christian dalam video konferensi, Jumat (19/3/2021).

Adapun kondisi pasar yang oversuplai ini, selain disebabkan banyaknya pemain baru juga kondisi cuaca yang mempengaruhi rendahnya konsumsi semen dalam negeri.

Namun, Christian mengungkapkan peluang ekspansi masih terbuka pada tahun depan dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar.Di sisi lain, perseroan disebutkan telah mendapat kontrak jangka panjang ekspor semen klinker 147 ribu hingga 255 ribu ton ke Brunai Darussalam dan juga China

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Industri Semen

Ilustrasi pabrik pembuatan semen. (dok. Byrev/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Pada awal 2021, industri semen masih cukup tertekan akibat kondisi cuaca yang memasuki siklus tahunan musim hujan. Selain itu, juga disebabkan peningkatan kasus covid-19 usai tahun libur natal dan tahun baru (nataru).

Namun, seiring dengan selesainya musim hujan dan tren penurunan kasus harian covid-19 sejalan dengan vaksinasi, industri semen kini mulai menggeliat.

Direktur Utama PT Indocement Indonesia Tbk, Christian Kartawijaya mengungkapkan, sejak Januari, industri semen mulai menunjukkan peningkatan permintaan semen. Kemudian, per Februari 2021 tercatat tumbuh positif 1 persen YoY untuk pertama kalinya sejak pandemi.

"Jadi ini cukup menggembirakan," kata dia.

"Kami yakin dengan keluarnya beberapa kebijakan Pemerintah baru-baru ini, seperti pembentukan dana kekayaan negara (SWF), suku bunga KPR yang rendah, dan PPN 0 persen untuk jenis kepemilikan rumah tertentu tanpa diragukan lagi semuanya merupakan katalis positif bagi industri semen,” ia menambahkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya