BKN akan Terapkan Grand Design Sistem Seleksi ASN di 2022

Kolaborasi dengan ITB diharapkan membantu pengembangan sistem seleksi ASN sebagai salah satu program prioritas BKN.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Mar 2021, 23:44 WIB
Ekspresi peserta saat mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) berbasis Computer Assisted Test (CAT) untuk CPNS Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Kantor BKN Regional V, Jakarta, Senin (27/1/2020). Seleksi diikuti 2.162 peserta. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Badan Kepegawaian Negara (BKN) menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam mengembangkan sistem seleksi ASN atau CPNS melalui pengembangan teknologi Computer Assisted Test (CAT). Kerjasama ini bertujuan meningkatkan transparansi dan kemudahan seleksi ASN ke depan.

Kesepakatan berkolaborasi ditandai dengan Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BKN dengan ITB, Jumat (19/3/2021) di Bandung. Acara ini dilakukan secara simbolis oleh Sekretaris Utama BKN dan Dekan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB.

Mengawali pembahasan kerja sama, Sekretaris Utama BKN Imas Sukmariah mengatakan pengendalian sistem seleksi ASN merupakan salah satu tanggung jawab BKN dalam UU ASN.

Dia berharap kolaborasi dengan ITB membantu pengembangan sistem seleksi ASN sebagai salah satu program prioritas BKN.

Kepala Pusat Pengembangan Sistem Seleksi BKN, Mohammad Ridwan menyebutkan target implementasi grand design pengembangan teknologi sistem CAT BKN dapat mulai diterapkan pada tahun 2022.

Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian BKN, Suharmen menuturkan tujuan kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen BKN untuk terus menjaga kepercayaan publik dari aspek transparansi seleksi dan tujuan Pemerintah untuk memperoleh SDM calon ASN yang berkualitas.

Selain itu, Suharmen menargetkan pengembangan teknologi CAT BKN ke depan juga bisa mendeteksi potensi kecenderungan radikalisme dari peserta ujian agar sesuai dengan tuntutan profesinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

Dari aspek proses bisnis, Suharmen berharap pengembangan teknologi CAT BKN dapat mengakomodasi pelaksanaan ujian yang lebih cepat lewat pemanfaatan artificial intelligence dan big data analytics.

“Ke depan BKN menargetkan pelaksanaan ujian bisa dilaksanakan dimana pun secara online namun tetap terkontrol. Jika target ini terealisasi tentu berdampak pada penghematan anggaran negara dalam seleksi ASN,” jelas dia seperti melansir situs BKN, Jumat (19/3/20210).

Suharmen juga menyebutkan bahwa sistem CAT BKN berkontribusi besar terhadap transformasi sistem seleksi ASN di Indonesia, bahkan telah mendapat pengakuan internasional dalam ajang Future-Gov Award di Malaysia dan ditetapkan World Bank sebagai Best Top Ten Public Service di Indonesia.

 

Saksikan Video Ini


Pengembangan CAT

Peserta bersiap mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Computer Assisted Test (CAT) untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kemenkumham di Gedung Kepegawaian Negara, Jakarta, Rabu (2/9/2020). Pelaksanaan SKB CPNS yang diikuti 829 peserta itu menerapkan protokol kesehatan (merdeka.com/Imam Buhori)

Tidak berhenti sampai di situ, BKN terus mengembangkan sistem CAT agar adaptif terhadap dinamika teknologi dan pandemi.

“Pandemi mendorong kami untuk cepat berinovasi mengembangkan CAT BKN agar beradaptasi menjadi full online, salah satunya agar bisa menjaring talenta terbaik Bangsa, bahkan mengakomodir peserta di luar negeri lewat kerja sama dengan sejumlah Kedutaan Besar Indonesia,” tambahnya.

Melalui kerja sama dengan ITB, Suharmen mengatakan bahwa BKN menargetkan hasil yang signifikan terhadap pengembangan sistem CAT BKN, baik dari aspek proses bisnis sampai dengan unsur teknologi yang ditambahkan.

Harapan tersebut disambut baik oleh Dekan STEI ITB, Tutun Juhana yang menyampaikan bahwa ITB akan berupaya optimal mendukung dan membantu pengembangan sistem CAT BKN dengan menggunakan pendekatan big data analytics, artificial intelligence, dan face recognition untuk menganalisa jutaan pendaftar sampai dengan mendeteksi potensi radikalisme.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya