Liputan6.com, Jakarta Tahun 2021 menjadi momentum yang sangat baik bagi gerakan koperasi syariah melebarkan sayap bisnisnya. Pasalnya ekosistem keuangan dan ekonomi syariah yang digencarkan pemerintah sudah mulai berjalan dengan baik.
Hal itu dibuktikan dengan berdirinya bank dengan hasil merger anak usaha BUMN yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Kemudian terbentuknya sebuah organisasi besar berbasis syariah yaitu Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). Dua hal ini menjadikan ruang gerak koperasi syariah "semakin jelas" market-nya.
Advertisement
Direktur Pembiayaan Syariah Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM), Ari Permana, menyampaikan bahwa pihaknya akan turut aktif dalam perkembangan koperasi syariah melalui penyediaan dana bergulir khusus untuk koperasi syariah dan BMT (Baitul Maal Wa Tamwil).
"Ini momentum yang baik bagi gerakan koperasi syariah dan BMT untuk memainkan perannya disaat kondisi pandemi dan ketika ekosistem keuangan syariah lagi bagus. Kita tahu Bapak Presiden kita sangat mendukung, Bapak Wapres jangan ditanya lagi," kata Ari Permana saat ditemui di kantornya, Jumat (19/3/2021).
Dijelaskannya bahwa LPDB-KUMKM tahun ini menargetkan bisa menyalurkan dana bergulir dengan skema syariah sebesar Rp900 miliar. Dia optimis target ini bisa tercapai karena saat ini "incoming call" atau proposal yang masuk sudah mulai mengalir deras.
Menurutnya, pelaku UMKM yang menjadi anggota koperasi mulai menambah modal kerjanya untuk menghadapi momentum bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Sehingga potensi permintaan pembiayaan syariah kepada LPDB-KUKKM juga akan meningkat.
"Di triwulan I Tahun 2021, kita berusaha dapat mencapai target (pembiayaan syariah) sebesar Rp300 miliar, lalu triwulan II sekitar Rp600 miliar. Apalagi dengan momentum yang pas saat hari raya, biasanya sangat tinggi permintaan untuk penambahan modal kerja. Oleh karena itu LPDB-KUMKM hadir," imbuh Ari.
Dijelaskannya, bahwa tren permintaan pembiayaan syariah di LPDB-KUMKM terus mengalami perbaikan. Diyakini ke depan, permintaan pembiayaan syariah akan semakin meningkat.
Realisasi Pembiayaan Syariah 2020 Cetak Rekor
Terkait dengan realisasi pembiayaan dengan pola syariah di tahun 2020 lalu, Ari menyebutkan jumlahnya mencapai Rp854,65 miliar atau setara 102 persen dari target yang ditetapkan di awal sebesar Rp832,5 miliar. Jika dilihat dari klasifikasi mitra berdasarkan jenisnya, sebanyak 3 persen dari total dana bergulir merupakan lembaga keuangan non bank. Kemudian 76 persen adalah koperasi primer simpan pinjam, 1 persen koperasi primer sektor riil dan 21 persen lembaga keuangan bank.
"Realisasi pembiayaan syariah oleh LPDB-KUMKM tahun lalu adalah yang tertinggi sepanjang sejarah sejak LPDB-KUMKM berdiri. Koperasi syariah itu unik, sebab mereka terkomunitas sehingga mengenal satu sama lain. Ini suatu hal nilai plus dalam hal analisa, kita cukup mengecek melalui komunitasnya," papar Ari.
Ari berharap agar koperasi-koperasi syariah atau BMT yang selama ini sudah menjadi mitranya tidak hanya berkutat pada bisnisnya semata yaitu mengucurkan pembiayaan bagi anggotanya. Namun mereka didorong juga bisa menjalankan fungsi sosial dan pemberdayaan bagi UMKM agar bisa naik kelas. Dengan begitu diharapkan koperasi syariah bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
"Konsentrasi kita adalah bagaimana teman-teman di gerakan koperasi syariah ini tidak hanya sekedar menjalankan simpan dan pinjam saja, namun memiliki value atau nilai yang lebih lagi agar dapat memberdayakan UMKM sehingga bisa naik kelas," pungkasnya.
(*)
Advertisement