Liputan6.com, Jakarta Ada sejumlah catatan menarik dari audiensi dengan insan film Indonesia yang mengusung topik “Strategi Industri Film ikut Dalam Pemulihan Ekonomi” di Jakarta, Jumat (19/3/2021).
Audiensi ini mempertemukan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto dengan sejumlah insan film di antaranya, Mira Lesmana, Dian Sastro, Wicky Olindo, Joko Anwar, Dewinta Hutagaol, Sunil Samtani, Chand Parwez, dan Angga Dwimas Sasongko.
Baca Juga
Buntut Surat Terbuka Insan Film ke Jokowi, Mira Lesmana dan Joko Anwar Buka Data ke Menteri Airlangga Hartarto
Dian Sastrowardoyo Singgung Masa Keemasan Film Indonesia, Ini Reaksi Menteri Airlangga Hartarto
Usai Tulis Surat Terbuka untuk Jokowi, Joko Anwar dan Kawan-Kawan ke Istana Negara Ajukan 5 Permintaan
Advertisement
Merespons fakta, data, dan usulan sejumlah insan film, Airlangga Hartarto menyatakan kesiapan Pemerintah Indonesia mendukung pemulihan industri film dan bioskop Tanah Air. Ia juga telah membaca usulan alokasi dana pemulihan ekonomi nasional untuk sektor perfilman.
Data-data Konkret
“Dari audiensi ini saya memang berharap bisa mendapat data-data konkret dan akuntabel sehingga bisa mendukung Pemerintah dalam mengambil keputusan, khususnya kebijakan mendukung pemulihan di sektor perfilman,” kata Airlangga.
Lewat siaran pers yang diterima Showbiz Liputan6.com, Sabtu (20/3/2021), Airlangga menyebut bioskop sudah dapat dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan. Sayang, antusiasme masyarakat kembali ke bioskop belum 100 persen pulih.
Advertisement
Pemerintah Dukung Penuh
“Pemerintah mendukung penuh upaya kampanye menonton di bioskop yang aman, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Saya berharap bioskop-bioskop bisa lebih gencar menggaungkan bahwa nonton di bioskop tetap aman dengan memperhatikan protokol kesehatan,” urainya.
“Kalau stigma (bahwa menonton di bioskop dengan mematuhi protokol kesehatan adalah aman) bisa sampai ke publik, mereka akan kembali ke bioskop. Penuhi persyaratan itu, nanti akan kita dorong,” Airlangga menambahkan.
Daftar Negatif Investasi
Fakta lain yang terungkap dalam audiensi, yakni sejak industri film diangkat dari Daftar Negatif Investasi tahun 2016, industri layar lebar Tanah Air melonjak hingga 20 persen dari aspek investasi.
Selanjutnya industri film Indonesia bertumbuh kemudian masuk dalam 10 industri film terbesar di dunia. Ini pencapaian tertinggi sepanjang sejarah industri perfilman Indonesia.
Advertisement
Prestasi yang Digarisbawahi
“Ini prestasi yang perlu kita garis bawahi karena tumbuh secara organik. Maksudnya belum banyak campur tangan pemerintah selain dicabutnya film dari daftar negatif investasi,” beri tahu Dian Sastrowardoyo.
Menutup audiensi, para insan film yang hadir sepakat membuat lebih rinci lagi terkait ide-ide yang telah disampaikan. Rincian tersebut akan disusun oleh working group yang ada didukung riset-riset seperti yang diminta Pemerintah.