Liputan6.com, Jakarta Tiga orang warga sipil di Kabupaten Intan Jaya, Papua, meregang nyawa, pada 15 Februari 2021. Janius Bagau, Soni Bagau, dan Justinus Bagau diduga ditembak oleh anggota TNI di Puskesmas Bilogai.
Hal ini diungkap oleh Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) Keuskupan Timika, Saul Wanimbo dalam diskusi daring bertema Pembunuhan Tiga Warga Sipil di Intan Jaya dan diselenggarakan oleh Jubi.co.id dan hakasasi.id, Sabtu (20/3/2021).
Advertisement
"Janius diperintahkan kumpul di halaman gereja, bersama masyarakat lainnya. Aparat bertanya apakah lihat ada orang pakai motor yang tembak anggotanya Prada Ginanjar Arianda yang tewas saat sedang membersihkan halaman tempat tinggalnya," kata Saul.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, kronologi kematian Janius, satu dari tiga warga Papua tersebut sungguh tragis. Saat ada introgasi pengumpulan massa oleh aparat, Janius memilih untuk melarikan diri.
Namun, atas dasar tanggung jawabnya sebagai calon kepala desa, dia pun membatalkan niat untuk terus bersembunyi.
"Namun saat kembali, dia malah dibentak 6 aparat bersenjata lengkap, mereka panggil dia dan suruh angkat tangan," ungkap Saul.
Saul menambahkan, Janius juga sempat mendapat penyiksaan saat diintrogasi hingga terjadi penikaman di betis sebelah kanan.
"Dia juga ditembak lengan kiri, dia pun loncat ke jurang untuk sembunyi," jelasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tidak Ditangani Tim Medis
Saul membeberkan, warga setempat menemukan Janius dengan kondisi terluka. Mereka lalu menandu dan membawanya ke Puskesmas Bilogai. Perjalanan Janius menuju tempat tersebut mendapat bantuan dari bupati setempat yang berpapasan dengan mobilnya di tengah jalan.
"Di sana sudah banyak anggota aparat keamanan, waktu mobil tiba dihentikan diperiksa dan hanya diperbolehkan masuk hanya Janius, istri dan satu adiknya, namanya Soni," kata Saul.
Setelah masuk, dari kesaksian yang diterima Saul, tidak ada dokter membantu merawat luka Janius. Malahan, Janius akhirnya meregang nyawa bersama dengan Soni yang diduga dilakukan oleh aparat.
"Mereka masuk, di dalam tidak ada perawat dan dokter, tidak ditangani tim medis beri perawatan," kata Saul
Dia memastikan bahwa Janius dan Soni tidak seperti klaim dari keterangan resmi aparat TNI. Diketahui, aparat TNI menyebut bahwa Janius dan Soni, serta Justinus adalah bagian dari Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB)
"Dia sudah dinyatakan sebagai warga biasa oleh pastur dan bupati Puncak Jaya dan Intan Jaya, sudah dinyatakan dengan jelas dia warga biasa," ujar Saul.
Advertisement
Klaim TNI
Sementara itu, Kapen Kogabwilhan III Kolonel CZI IGN Suriastawa dalam keterangan tertulisnya mengatakan, tiga orang yang dilumpuhkannya adalah anggota Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB).
Tindakan tegas tersebut terpaksa dilakukan karena mereka berusaha merampas senjata aparat gabungan saat berada di Puskesmas Sugapa, Intan Jaya, Papua pada 15 Februari 2021.
"Kejadian itu bermula ketika tim TNI melakukan pengejaran pelaku penembakan terhadap anggota Satgas Yonif R 400/BR Prada Ginanjar Arianda dan memeriksa satu orang pria. Ketika diperiksa, pria yang kemudian diketahui bernama Janius Bagau itu tiba-tiba melarikan diri dengan melompat ke jurang," tulis Suriastawa.
Suriastawa melanjutkan, saat itu pihak TNI terpaksa melepaskan tembakan karena peringatan tidak digubris Janius. TNI kemudian menemukan Janius yang terluka di Puskesmas Sugapa dari informasi masyarakat.
"TNI melakukan pengecekan dan pencocokan dengan KTP yang diperoleh saat pemeriksaan. Pihak TNI memastikan kalau orang itu ialah Janius yang diketahui sebagai anggota KKSB," jelas Suriastawa.
Menurut informasi TNI, Janius diduga sering melakukan aksi teror di Sugapa dan menjadi salah satu penandatangan surat pernyataan perang kepada TNI-Polri.
Selain itu, dua rekannya yang bernama Soni dan Justinus, klaim Suriastawa, juga terpaksa dilumpuhkan aparat karena coba membawa kabur Janius.
"Ketika mendapatkan perawatan di Puskesmas Sugapa, Janius Bagau didatangi oleh dua orang rekannya. Mereka lantas berusaha melarikan diri, menyerang dan berusaha merampas senjata dari aparat gabungan TNI-Polri yang berjaga di sana. Karena melakukan penyerangan, aparat yang tengah berjaga pun melumpuhkan tiga orang tersebut hingga tewas," ungkap Suriastawa.