Liputan6.com, Jakarta - Edisi perdana kompetisi sepak bola berpotensi menghasilkan banyak cerita. Dalam kasus Liga Inggris, dominasi Preston North End jadi kisah utama.
Setelah terlebih dahulu menggelar Piala FA pada 1871, Inggris menggelar kompetisi penuh mulai 1888.
Advertisement
Persaingan dimulai pada 8 September dan dikuti 12 klub. Mereka adalah Accrington, Aston Villa, Blackburn Rovers, Bolton Wanderers, Burnley, Derby County, Everton, Notts County, Preston, Stoke City, West Bromwich Albion, dan Wolverhampton Wanderers.
Semula tim hanya dinilai berdasarkan hasil pertandingan yakni menang, imbang, dan kalah. Baru ketika kompetisi berjalan tiga bulan, atau akhir November, sistem poin (2 untuk menang, 1 imbang), dan produktivitas gol digunakan untuk memisahkan peringkat.
Saksikan Video Berikut Ini
Lampaui Ekspektasi
Tidak ada yang menyangka Preston bakal bersinar. Meski sukses menembus final Piala FA musim sebelumnya, ada tim lain yang dinilai lebih kuat.
Salah satunya adalah Blackburn Rovers, pemenang Piala FA empat tahun beruntun. Ada pula Aston Villa dan West Bromwich Albion yang sempat memenangkan ajang tersebut.
Preston juga baru mulai ikut Piala FA pada 1883/1884 atau edisi ke-13 kompetisi. Sementara klub-klub profesional lain ada yang lebih dahulu berpartisipasi.
Advertisement
Juga Juara Piala FA
Kenyataannya Preston melenggang tanpa hambatan. Dalam 22 laga, mereka hanya gagal berjaya empat kali. Tidak terkalahkan sepanjang musim, The Lilywhites harus puas bermain imbang melawan Accrington, Aston Villa, Burnley, dan Blackburn.
Preston mengakhiri kampanye dengan raihan 40 poin, unggul 11 angka atas pesaing terdekat Aston Villa. Mereka juga jauh unggul dalam urusan mencetak produktivitas.
Preston merobek gawang lawan 74 kali (pesaing terdekat Blackburn 66) dan hanya kebobolan 15 gol (Wolverhampton 37). Keluar sebagai top skor John Goodall dengan torehan 21 gol.
Tidak hanya di liga, Preston juga superior pada Piala FA. Mereka menaklukkan Bootle, Grimsby Town, Birmingham St George's, West Bromwich, dan Wolverhampton dalam perjalanan menuju gelar. Hebatnya, The Lilywhites sama sekali tidak kebobolan.
Dengan capaian tersebuut, Preston dijuluki The Invincibles.
Kinerja Selanjutnya
Preston sukses menjuarai liga pada musim berikutnya. Namun, kali ini mereka cuma unggul dua angka dari pesaing terdekat (Everton) di klasemen akhir.
Sementara gelar Piala FA lepas usai disingkirkan Bolton Wanderers di babak ketiga. Titel kemudian jadi milik Blackburn.
Setelah itu Preston menjadi runner-up dua edisi liga berikutnya. Penurunan prestasi pun terjadi.
The Lilywhites hanya sekali merebut gelar yakni Piala FA 1938. Mereka juga naik turun kasta hingga Divisi IV. Musim ini mereka tampil di Divisi Championship alias level kedua.
Advertisement