Liputan6.com, Ishinomaki - Gempa bermagnitudo 7 mengguncang Ishinomaki, Prefektur Miyagi, Jepang pada 20 Maret 2021 sekitar pukul 18.00 waktu setempat.
Lindu berlokasi pada kedalaman sekitar 50 - 60 km, menurut pantauan USGS dikutip dari CNN, Sabtu (20/3/2021).
'Peringatan tsunami' dikeluarkan, mengimbau orang-orang untuk tidak mendekat ke pesisir pantai, the Asahi Shimbun melaporkan.
Baca Juga
Advertisement
Kerumunan sejumlah orang yang mengevakuasi diri di Ishinomaki sempat dilaporkan. Terdengar beberapa teriakan "segera lari, akan ada tsunami," lanjut surat kabar Jepang itu.
CNN kini menyebut bahwa imbauan telah diturunkan menjadi 'potensi tsunami' --menyusul sedikit perubahan pada permukaan laut, situs lembaga pemerintah Jepang melaporkan.
Jepang mengalami gempa mematikan satu dekade lalu di Fukushima --sekitar 100 km dari Ishinomaki. Lindu menyebabkan bencana nuklir terburuk di negara itu dalam catatan. Lebih dari 20.000 orang meninggal atau hilang dan tsunami dengan gelombang 30 kaki merusak beberapa reaktor nuklir di daerah tersebut.
Lebih dari 100.000 orang dievakuasi dan pihak berwenang telah menghabiskan 10 tahun terakhir membersihkan daerah itu - upaya besar-besaran yang menurut para ahli akan memakan waktu puluhan tahun untuk diselesaikan.
Gempa kuat yang melanda wilayah Fukushima bulan lalu adalah gempa susulan dari peristiwa 2011, menurut Badan Meteorologi nasional.
Simak video pilihan berikut:
KBRI Pantau Kondisi WNI
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi menjelaskan, "Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo melakukan pemantauan kondisi warga negara Indonesia di Prefektur Miyagi dan beberapa wilayah yang juga merasakan gempa."
"KBRI telah berkoordinasi dengan sejumlah perwakilan WNI di wilayah tersebut untuk memonitor kondisi WNI. Sampai saat ini KBRI masih mengumpulkan informasi baik melalui liputan awal media Jepang maupun informasi dari masyarakat," ujar Heri Akmadi.
Lebih lanjut Heri Akhmadi menghimbau kepada WNI yang bermukim di Jepang khususnya di Prefektur Miyagi agar segera melapor kepada KBRI Tokyo melalui layanan telepon hotline jika dalam keadaan darurat terkait gempa.
"Kepada WNI yang berada dalam kondisi darurat agar melapor ke hotline KBRI Tokyo. Tetap tenang dan ikuti petunjuk dari pemerintah daerah setempat," lanjut Heri Akhmadi.
KBRI Tokyo hingga kini belum mendapat informasi seputar adanya korban jiwa dari WNI dan kerugian materiil terkait gempa. Jumlah total WNI yang bermukim di Prefektur Miyagi ada 984 orang.
Adapun Hotline KBRI Tokyo yang bisa dihubungi +81 90-3506-8612 atau +81 80-4940-7419.
Advertisement