Liputan6.com, Padang - Pemerintah berencana mengimpor beras sebanyak satu juta ton. Namun rencana tersebut menimbulkan polemik karena negara ini dinilai masih mampu memenuhi kebutuhan pangan itu.
Di Sumatera Barat, stok beras mengalami surplus dan sudah mampu swasembada. Diketahui konsumsi beras Sumbar per tahun mencapai sekitar 560 ribu ton.
Sementara untuk produksi beras pada 2020 cukup menggembirakan yakni mencapai 903 ribu ton. Bahkan Sumbar mendistribusikan beras ke provinsi tetangga seperti Riau, Jambi, Sumatera Utara.
Baca Juga
Advertisement
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sumbar, Effendi mengatakan secara prinsi pihaknya tak keberatan dengan kebijakan impor beras, namun untuk Sumbar saat ini masih swasembada.
"Terkait impor beras kita tak melarang, bisa jadi butuh di daerah Jawa atau daerah lain," ujarnya, Sabtu (20/3/2021).
Sistem tanam padi di Sumbar, diketahui cukup berbeda dengan daerah lain, di Sumbar tidak ada tanam padi serentak dan panen raya.
Selain itu, stok cadangan beras Sumbar di gudang Bulog juga masih cukup untuk 6 bulan ke depan dengan jumlah sekitar 10 ribu ton.
Selain beras, Bulog juga menjaga ketersedian bahan pokok lainnya seperti gula, daging, tepung maupun minyak goreng.
"Untuk gula stok saat ini sekitar 31 ton, kami juga sudah mengajukan penambahan sebanyak 1.000 ton lagi," ujar Kepala Bulog Sumbar, Tommy Despalingga.
Jika 1.000 ton gula tersebut masuk, maka Bulog Sumbar akan melakukan pasar murah, sehingga tidak terjadi gejolak harga maupun kelangkaan bahan pokok di tengah masyarakat menjelang Ramadan.
Kemudian untuk minyak goreng, Bulog memiliki stok 327 ribu liter, daging beku 9 ton sedangkan untuk tepung terigu tersedia sebanyak 11 ton.