Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta Achmad Nawawi menanggapi rencana pembelajaran tatap muka di sekolah saat pandemi Covid-19 yang tengah dikaji Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.
Ahmad tak mempermalahkan rencana pembelajaran tatap muka tersebut. Sebab, menurut dia, sudah banyak orangtua yang meminta sekolah tatap muka segera dilakukan.
Advertisement
Achmad menilai, adanya uji coba pembelajaran tatap muka sangat bermanfaat bagi Pemprov DKI untuk mempertimbangkan dengan tepat, apakah hal itu sudah bisa dilakukan atau belum.
"Soal rencana sekolah tatap muka, memang yang banyak minta dari masyarakat. Jadi menurut saya, kalau hanya sekedar akan diuji coba dulu saya pikir tidak apa-apa, tapi sebelumnya, undang dulu orangtua muridnya," ujar Achmad saat dihubungi merdeka.com, Minggu (21/3/2021).
Dia setuju dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang menyebut tidak masalah jika ada orangtua tak mengizinkan anaknya melaksanakan sekolah tatap muka.
Karena menurut Achmad, jumlah siswa dalam pelaksanaan sekolah tatap muka memang hanya 50 persen saja.
"Seperti kata Mendikbud, sekolah tatap muka di Indonesia diizinkan sepanjang ada persetujuan dari orangtua. Jadi bagi orangtua yang tidak setuju, ya biar saja anaknya tetap belajar secara daring," kata Achmad.
Dia pun menjelaskan, apabila nantinya ada perbedaan pendapat antara anak dan orangtua, maka pihak sekolah bersama ayah dan ibu si siswa harus mampu menerangkan kepadanya, alasan mengapa ia harus melakukan pembelajaran daring atau tatap muka.
"Makanya bagi orangtua murid yang menyetujui anaknya sekolah tatap muka, maka harus tandatangan dulu. Jadi sekolah harus menyiapkan format khusus tentang hal tersebut," terang Achmad.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Vaksinasi Covid-19 Guru
Sementara itu, Achmad juga turut bicara terkait target vaksinasi Covid-19 bagi tenaga pendidik apabila tidak bisa rampung pada Juni 2021.
Dia berujar, tidak masalah jika para guru yang belum divaksinasi tetap mengajar secara langsung. Mengingat, kata Achmad, vaksinasi Covid-19 bukanlah satu-satunya senjata untuk menghindari diri dari infeksi Covid-19.
Wakil Ketua dari Fraksi Demokrat DPRD DKI Jakarta itu mengatakan, yang terpenting adalah menerapkan protokol kesehatan seketat mungkin.
"Sekarang kan sepanjang gurunya tidak terindikasi Covid, tetap boleh mengajar tatap muka. Kecuali nanti ada ketentuan bahwa guru yang mengajar tatap muka harus sudah divaksin," ucap dia..
Jika nantinya pemerintah hanya membolehkan guru yang mengajar adalah guru yang sudah divaksin saja, Achmad melihat hal itu justru akan menimbulkan masalah. Harus diakui, kata dia, mengatasi pandemi Covid-19 memang bukanlah hal yang mudah.
"Persoalannya akan muncul lagi kalau guru mata pelaharan tertentu tidak ada lagi penggantinya. Mengatasi masalah pada saat pandemi itu memang tidak mudah," tutup Achmad.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan Dinas Pendidikan masih menyiapkan konsep sekaligus simulasi kegiatan belajar tatap muka di sekolah.
Namun Riza menampik persiapan itu sebagai indikasi sekolah di Jakarta akan kembali dibuka dalam waktu dekat.
"Karena pandemi kita harus bisa menyesuaikan situasi dan keadaan. Dinas Pendidikan sedang merumuskan satu pola sebagian sekolah nanti akan kita coba dan sedang dipelajari dicermati dipersiapkan sekolah-sekolah mana dari SD sampai SMA yang dimungkinkan dalam jumlah terbatas," ujar Riza di Balai Kota, Jumat, 19 Maret 2021.
Reporter: Rifa Yusya Adilah
Sumber : Merdeka
Advertisement