Jepang Bakal Larang Penggunaan Sendok dan Garpu Plastik, Warga Merespons Negatif

Setelah kantung belanja plastik, Jepang menargetkan pengurangan sampah plastik dengan melarang penggunaan sendok dan garpu plastik.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2021, 07:30 WIB
Ilustrasi sendok dan garpu plastik. (dok. Volodymyr Hryshchenko/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Jepang dikenal sebagai produsen plastik terbesar. Seiring berjalannya waktu, Jepang mulai menerapkan pembatasan penggunaan plastik secara bertahap. Salah satunya melalui larangan penggunaan sendok dan garpu plastik sekali pakai.

Dilansir dari Sora News, Sabtu, 20 Maret 2021, Jepang telah mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-harinya. Pada 2020 lalu, kantong plastik tak lagi disediakan oleh toko swalayan, supermarket, dan restoran, yang berlaku nasional di Jepang. Jika melanggar, akan dikenakan biaya tambahan sebesar tiga sampai sepuluh yen atau setara dengan Rp300 sampai Rp1.300.

Saat itu juga, penggunaan kantong plastik sekali pakai langsung menurun drastis. Kantong ramah lingkungan mulai digunakan oleh masyarakat Jepang hingga lebih dari 70 persen. Hal ini juga diterapkan Kota Kameoka di Prefektur Kyoto yang melarang toko-toko menawarkan kantong plastik, baik gratis maupun berbayar, pada Januari 2021.

Hasil tersebut merupakan peningkatan yang cukup besar, tetapi keseluruhan masalah plastik tetap ada dan masih banyak lagi yang perlu dilakukan. Maka itu, Kementerian Lingkungan Hidup Jepang sedang menyusun RUU baru yang menargetkan pelarangan garpu dan sendok plastik di toko swalayan dan bisnis lainnya. Ini juga termasuk barang-barang plastik yang ada di hotel.

RUU ini diajukan oleh kabinet pada 9 Maret 2021 dan diharapkan mulai berlaku pada April 2022 jika disetujui. Toko-toko yang memberikan sendok dan garpu plastik secara gratis akan dikenakan denda sebesar 500 ribu Yen atau sekitar Rp65 juta.

"Sejak saat itu, sendok tidak akan diberikan secara gratis. Ini adalah versi lanjutan dari biaya untuk tas belanja plastik," ujar Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Respons Warga Jepang

Ilustrasi sendok plastik. (dok. Dstudio Bcn/Unsplash)

Namun, masyarakat setempat merespons negatif rencana peraturan baru itu. Banyak warga yang menganggap bahwa tanpa sendok dan garpu plastik, membeli makanan di swalayan akan jadi merepotkan.

"Baiklah kalau begitu. Saya tidak akan membeli makanan dari toko swalayan lagi."

"Ini adalah taktik bodoh yang tidak memiliki manfaat tetapi banyak kerugian," komentar warga lainnya.

Kantong plastik sekali pakai dapat diganti, tetapi sendok dan garpu sepertinya punya tempat tersendiri di hati masyarakat. Sementara ini, tambahan sendok akan diberi biaya tambahan sekitar lima Yen atau sekitar Rp700.

Tak hanya di Jepang, kampanye mengurangi penggunaan plastik memang sedang marak dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah, aktivis lingkungan, hingga restoran. Salah satunya Indonesia yang belum lama ini kerap menerapkan penggunaan sendok dan garpu dari stainless steel atau kayu.

Hingga kini, beberapa tempat seperti swalayan, restoran, dan bisnis lainnya di beberapa daerah di Indonesia memberlakukan larangan penggunaan kantong dan sedotan plastik sekali pakai untuk menekan jumlah sampah plastik. Komposisi sampah plastik di Indonesia mencapai 30 persen, dan mayoritas tidak bisa didaur ulang karena tercampur dengan sampah organik. (Melia Setiawati)


Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi

Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya