Menkes Budi Sebut Tak Perlu Investasi Membangun Rumah Sakit Baru untuk COVID-19

Menkes Budi sebut tak perlu investasi bangun rumah sakit baru untuk COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 22 Mar 2021, 16:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meninjau Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Selasa, 2 Maret 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut, Indonesia tidak perlu investasi membangun rumah sakit baru untuk COVID-19. Ini melihat rumah sakit di Indonesia yang ada saat ini, khususnya untuk pasien COVID-19, masih mampu menampung lebih banyak pasien COVID-19.

Kapasitas tempat tidur(Bed Occupancy Rate/BOR) isolasi dan ICU untuk pasien COVID-19 cukup untuk menangani pasien COVID-19. Bahkan kini, BOR di Indonesia sudah di bawah 70 persen.

"Ada 20 persen dari kasus aktif membutuhkan (perawatan) rumah sakit. Ini data secara empiris. Kita masih menyiapkan tenaga kesehatan, obat-obatan, dan bagaimana cara kita menangani rumah sakit yang sebenarnya kapasitas (tempat tidur) cukup besar," terang Budi saat Rapat Koordinasi Badan Layanan Umum (BLU) 2021: BLU Berstrategi Pulihkan Ekonomi, ditulis Senin, 22 Maret 2021.

"Kita punya sekitar 70.000 bed. Misalnya, ada 350.000 orang batas kasus konfirmasi positif COVID-19 yang masuk rumah sakit, kapasitas tempat tidur isolasi kita sebenarnya cukup. Yang penting, jangan terus naik konfirmasi positifnya."

Yang menjadi masalah, alokasi tempat tidur pasien COVID-19 belum optimal, sehingga banyak pasien COVID-19 yang tidak mendapat ruang perawatan. Padahal, kapasitas tempat tidur di rumah sakit memadai.

"Pada waktu itu, rumah sakit ternyata BOR-nya rendah, tapi pasien enggak bisa masuk. Karena ternyata rumah sakit-rumah sakit kurang mengalokasikan tempat tidurnya untuk COVID-19," pungkas Budi Gunadi.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Tidak Perlu Buru-buru Bangun Rumah Sakit Baru untuk COVID-19

Warga meninggalkan ruangan usai menjalani isolasi mandiri bagi pasien positif OTG di Rumah Lawan Covid-19 Tangerang Selatan, Jumat (1/1/2021). Akhir 2020, kasus Covid-19 baru di Tangerang Selatan (Tangsel) semakin meningkat. (merdeka.com/ Arie Basuki)

Sebagai langkah mengalokasikan tempat tidur, lanjut Budi Gunadi Sadikin, seluruh rumah sakit yang menangani pasien COVID-19 menaikkan 30 persen tempat tidur. Hal ini juga dilakukan oleh rumah sakit di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan.

"Di (rumah sakit) Kementerian Kesehatan sendiri, kami naikkan 15.000 tempat tidur yang dialokasikan buat pasien COVID-19," lanjutnya.

"Seingat saya waktu pertama kali jadi Menkes itu BOR untuk pasien COVID-19 di rumah sakit hanya 10 persen. Lalu kami naikkan jadi 30 persen. Itu kan bisa menambah 4.000-an bed lagi."

Dalam hal penyediaan kapasitas tempat tidur, Budi menekankan, harus ada tata kelola yang baik di rumah sakit. Hal ini juga dinilai tidak perlu investasi membangun rumah sakit baru untuk COVID-19.

"Jadi, sebenarnya enggak usah investasi bikin rumah sakit baru. Yang penting, bagaimana kita bisa menata kelola rumah sakit-rumah sakit kita untuk bisa menampung COVID-19 lebih banyak," ucapnya.

"Ya, tidak usah terburu-buru kita membangun rumah sakit baru."

Data Kementerian Kesehatan per 1 Maret 2021, tempat tidur rawat intensif pasien COVID-19 secara nasional di rumah sakit Kementerian Kesehatan, RSUD, RS TNI/Polri, RS Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan RS Swasta sebanyak 7.376 atau 33 persen.

Kemudian tempat tidur isolasi COVID-19 ada 71.715 atau 19 persen. Total tempat tidur COVID-19 nasional berjumlah 79.091 atau 20 persen.


Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19

Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya