6 Fakta Terkait 16 Nelayan Tenggelam di Perairan Teluk Jakarta

Pada Minggu pagi, 21 Maret 2021, 16 nelayan tenggelam di perairan Teluk Jakarta saat hendak dalam perjalanan pulang ke daratan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 22 Mar 2021, 10:02 WIB
Para nelayan sibuk menurunkan ikan hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Palangpang, Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat, (23/9). TPI Palangpang menjadi salah satu sentra pasar ikan laut di kawasan Sukabumi Selatan. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Pada Minggu, 21 Maret 2021 pagi, 16 nelayan tenggelam di perairan Teluk Jakarta saat hendak dalam perjalanan pulang ke daratan.

Menurut Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Koarmada I, Letkol Laut (P) Laode Muhamad, insiden nelayan tenggelam itu terjadi di dekat Pondok Dayung.

"Jadi itu nelayan atau pemancing berjumlah 16 orang rencana mau kembali ke darat, kemudian belum sempat memasuki area pelabuhan, mesin kapal mereka mati," ujar Laode, Minggu, 21 Maret 2021.

Dia menjelaskan, sebelum tenggelam, kapal mereka sempat terombang-ambing hingga akhirnya menghantam ombak.

TNI Angkatan Laut (AL) dalam hal ini Dinas Penyelam Bawah Air (Dislambair) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmada I langsung terjun mencari korban nelayan tenggelam.

Sayangnya, lantaran sulitnya evakuasi karena terkendala cuaca, 3 dari 16 nelayan meninggal dunia.

Berikut fakta-fakta terkait 16 nelayan tenggelam di perairan Teluk Jakarta dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kronologi Tenggelam

Syamsudin saat beristirahat sejenak di kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (17/3/2021). Meski sudah tua, Syamsudin masih terlihat gagah dan telaten sehingga banyak nelayan yang mempercayakan dirinya dalam membuat atau memperbaiki kapal. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebanyak 16 orang nelayan tenggelam pada Minggu, 21 Maret 2021 di perairan Teluk Jakarta. Kapal mereka tenggelam dalam perjalanan pulang ke daratan. Peristiwa itu terjadi di dekat Pondok Dayung.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Koarmada I, Letkol Laut (P) Laode Muhamad menceritakan kronologinya. Peristiwa itu dimulai saat mesin kapal mati.

"Jadi itu nelayan atau pemancing berjumlah 16 orang rencana mau kembali ke darat, kemudian belum sempat memasuki area pelabuhan, mesin kapal mereka mati," kata Laode, Minggu, 21 Maret 2021.

Kapal yang mempunyai panjang tujuh meter ini terombang-ambing. Hingga menghantam ombak. Kapal mereka pecah.

"Terombang-ambing oleh ombak menghantem ke pickwater pemecah ombak yang ada di sana. Menyebabkan kapal mereka pecah, kemudian tenggelam," ucap Laode.

 


Terkendala Cuaca, Sulit Evakuasi

Syamsudin (71) saat menyelesaikan perbaikan kapal nelayan di kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (17/3/2021). 5 dekade sudah Syamsuddin menggeluti profesi sebagai pembuat kapal nelayan di Sunda Kelapa. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Laode mengatakan, cuaca yang kurang bersahabat membuat proses evakuasi terhadap para korban berlangsung selama satu jam.

Menurut Laode, evakuasi dilakukan tim dari Dislambair dan Kopaska Koarmada I.

Kendala lain, saat melakukan evakuasi para nelayan, petugas tidak menemukan satu pun pelampung. "Pada saat pelaksanaan evakuasi tadi tidak ditemukan," papar dia.

 


3 Nelayan Meninggal Dunia

Penampakan sejumlah kapal nelayan di kampung Cangkol Kota Cirebon bersandar di pantai mereka tidak melaut imbas covid-19. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Tak menyerah Laode menyebut TNI Angkatan Laut (AL) dalam hal ini Dinas Penyelam Bawah Air (Dislambair) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmada selesai melakukan evakuasi.

Namun sayangnya, Laode mengatakan, dari 16 orang yang tenggelam tersebut, tiga di antaranya meninggal dunia dan 13 orang lainnya selamat. Kini, jenazah sudah diserahkan ke Polisi Air Polda Metro Jaya.

"Yang meninggal diserahkan ke Pol Air Polda Metro Jaya untuk keperluan visum. Sementara yang 13 lainnya dievakuasi ke Rumah Sakit Koja untuk dilaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum akhirnya diizinkan pulang," kata Laode saat dihubungi merdeka.com.

 


Terjepit

Sejumlah warga di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Donggala mengangkut ikan-ikan hasil tangkapan para nelayan. (Foto: Tasman Banto).

Kemudian Laode menjelaskan, dari tiga orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya akibat terjepit kapal yang mereka tumpangi berukuran tujuh meter dan satu orang lainnya karena tak bisa berenang.

"(Ditemukan mengambang) iya, kecuali ada dua orang yang terjepit akhirnya meninggal terjepit oleh kapal itu pada saat dievakuasi," terang dia.

"Jadi yang meninggal ini informasinya memang tidak bisa berenang. Yang dua terjepit oleh kapal, kemudian yang satunya ini tidak bisa berenang, informasinya begitu," sambung Laode.

 


Evakuasi 1 Jam

Deretan kapal nelayan terparkir di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (27/12). Nelayan Muara Angke memilih libur melaut karena angin muson barat dan gelombang tinggi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Laode menyebut, untuk evakuasi para nelayan itu memakan waktu selama satu jam setelah pihaknya mendapatkan informasi adanya kapal nelayan yang terombang-ambing.

"(Proses evakuasi) Kalau di lautnya kurang lebih satu jam, jadi pada saat kurang jam 12.15 WIB mendapatkan laporan ada kapal atau ada nelayan terombang-ambing di laut dan tenggelam itu, tim dari Dislambair dan Kopaska Koarmada I langsung menuju ke lokasi," ucap dia.

"Karena cuaca yang kurang bersahabat, sehingga proses evakuasinya memakan waktu kurang lebih satu jam," tegas Laode.

 


Nama Keseluruhan 16 Nelayan Tenggelam

Warga turut mencari dua nelayan yang hilang tenggelam di Pantai Lengkong, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/HNSI/Muhamad Ridlo)

Berikut 13 nelayan yang selamat:

1. Heri Samsul (42)

2. Haji Hanafi (60)

3. A. Sofian (40)

4. Andi Saifudin (36)

5. Ardi (39)

6. Acan (53)

7. Acek (45)

8. Dudung Abdul Rahim (49)

9. Budi (40)

10. Nanang S (40)

11. Bambang Yudistira (35)

12. M. Rahman Abdullah (23)

13. Suherman (48)

 

Berikut 3 nelayan yang meninggal dunia:

1. Tjungseng Engun (47)

2. Gunawan Law (36)

3. Yahya Suryadi (44)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya