Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pandemi COVID-19, anak-anak diminta untuk terus berada di dalam rumah. Kondisi ini membuat mereka mengahadapi risiko obesitas yang tinggi karena peningkatan asupan junk food dan berkurangnya aktivitas fisik.
Dilansir dari Indian Express, para ahli kesehatan mengatakan bahwa kemungkinan kondisi pandemi COVID-19 memperburuk kasus kelebihan berat badan dan obesitas anak yang tidak dapat terkendali.
Advertisement
“COVID-19 diperkirakan akan memperburuk kasus kelebihan berat badan pada masyarakat kalangan menengah keatas, didorong dengan kebiasaan anak-anak dan remaja yang bersekolah dari rumah untuk sering mengonsumsi makanan ringan berkalori tinggi tanpa nutrisi seperti makanan yang digoreng, minuman manis, makanan kaya karbohidrat, gula dan lemak,” kata Dr. Sheila Vir, Direktur Pusat Pengembangan dan Gizi Kesehatan Masyarakat India.
Kelebihan lemak turut didorong dari berkurangnya kegiatan anak karena tidak dapat bermain di luar rumah dan lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau televisi.
Direktur Eksekutif Koalisi Keamanan Pangan dan Gizi, Dr Sujeet Ranjan, mengatakan efek buruk dari obesitas pada dimasa anak-anak berkaitan dengan kemungkinan kematian dini dan kecacatan saat dewasa.
“Seringnya mengonsumsi makanan yang tinggi garam, gula dan lemak yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas juga menjadi faktor risiko timbulnya banyak penyakit. Olahraga, diet seimbang, mengurangi menonton televisi dapat diterapkan untuk mengurangi obesitas di kalangan anak-anak,” imbuhnya.
Dokter Sheila juga mengingatkan para orang tua untuk tidak lupa mengurangi dan menghindari pemberian makan rendah nutrisi, membatasi waktu menonton televisi, mendorong anak untuk bermain, memantau berat badan anak secara teratur, dan usahakan untuk selalu mengecek kandungan gizi pada kemasan makanan.
Penulis: Rissa Sugiarti
Simak Video Berikut Ini
Infografis Seputar Obesitas
Advertisement