6 Kondisi Terkini Gunung Merapi yang Kembali Aktif

Gunung Merapi hingga Minggu, 21 Maret 2021 telah mengeluarkan 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke arah barat daya.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 22 Mar 2021, 13:31 WIB
Lava pijar mengalir dari kawah Gunung Merapi di Yogyakarta, Sabtu (23/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi mengeluarkan 17 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 300-500 meter pada Sabtu (23/1) pagi. (AFP/Agung Supriyanto)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Merapi pada Senin (22/3/2021) pagi tadi, meluncurkan awan panas guguran (APG) sebanyak dua kali dengan maksimal jarak luncur hingga sejauh 1.500 meter mengarah ke barat daya.

"Berdasarkan data yang dihimpun Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas guguran yang pertama terjadi pada pukul 02.03 WIB dengan amplitudo 40 milimeter selama 134 detik dan estimasi jarak luncur 1.300 meter," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati.

Menurut Raditya Jati, awan panas guguran yang kedua tercatat di seismogram dengan amplitudo 48 milimeter selama 150 detik dan estimasi jarak luncur sejauh 1.500 meter pada pukul 05.11 WIB.

Sebelumnya, gunung yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah itu juga menunjukkan aktivitasnya sejak Sabtu, 20 Maret 2021. Hal tersebut disampaikan langsung Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Kepala BPPTKG Hanik Humaida memperkirakan, volume kubah lava yang berada di tengah kawah puncak Gunung Merapi pada Kamis 18 Maret 2021 mencapai 950.000 meter kubik.

"Dengan kecepatan pertumbuhan sejak 4 Januari 2021 sebesar 12.800 meter kubik per hari," ujar Hanik dalam keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, dilansir Antara, Sabtu, 20 Maret 2021.

 

Berikut kondisi terkini Gunung Merapi dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Volume Kubah Lava di Kawah Capai 950.000 Meter Kubik

Orang-orang melihat Gunung Merapi yang memuntahkan batu dan abu di Yogyakarta (27/1/2021). Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. (AFP/ Agung Supriyanto)

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memperkirakan, volume kubah lava yang berada di tengah kawah puncak Gunung Merapi pada Kamis 18 Maret 2021 mencapai 950.000 meter kubik.

"Dengan kecepatan pertumbuhan sejak 4 Januari 2021 sebesar 12.800 meter kubik per hari," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, dilansir Antara, Sabtu, 20 Maret 2021.

Menurutnya, volume kubah lava tersebut jauh lebih besar jika dibandingkan dengan volume kubah lava di sisi barat daya Gunung Merapi. Yakni mencapai 840.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 12.900 meter kubik per hari.

Gunung Merapi memiliki dua kubah lava yang sama-sama tumbuh. Kubah lava pertama berada di sisi barat daya Merapi, tepatnya di atas lava sisa erupsi tahun 1997. Sementara, kubah lava kedua yang terpantau BPPTKG pada 4 Februari 2021, berada di tengah kawah puncak Merapi.

 


Muntahkan Awan Panas Guguran dan Guguran Lava

Erupsi Gunung Merapi. (Liputan6.com/Yanuar H)

Hanik menjelaskan, sepanjang 12 sampai 18 Maret 2021, Merapi tiga kali melontarkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter ke arah barat daya dan 211 kali meluncurkan guguran lava. Dengan estimasi jarak luncur maksimal 1.200 meter ke arah barat daya.

BPPTKG juga mengamati adanya aliran lahar dengan intensitas rendah pada tanggal 12 dan 17 Maret 2021 di alur Kali Boyong.

Kendati demikian, menurut Hanik, hasil pengukuran pekan ini tidak menunjukkan adanya perubahan signifikan pada bentuk tubuh Gunung Merapi.

 


Luncurkan 10 Guguran Lava Pijar dan Gempa

Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang teramati dari Yogyakarta (7/1/2021). Jarak luncur maksimumnya 800 meter ke arah kali Krasak. (AFP/Agung Supriyanto)

Mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WIB pada Minggu, 21 Maret 2021 kemarin, dilaporkan Hanik, Gunung Merapi mengeluarkan 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke arah barat daya berdasarkan pengamatan.

"Selain guguran lava pijar, Gunung Merapi juga mengalami 36 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-25 milimeter (mm) selama 11-80 detik, satu kali gempa fase banyak dengan amplitudo 4 milimeter (mm) selama 7 detik," papar Hanik.

Mengutip Antara, asap kawah terpantau berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi 50 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi.

Sementara cuaca di Gunung Merapi berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah tenggara dengan suhu udara 14-21 derajat Celsius, kelembaban udara 73-98 persen dan tekanan udara 568-685 mmHg.

 


Berstatus Siaga, Minta Warga Tetap Waspada

Abu tipis terdistribusi di beberapa wilayah sekitar lereng Gunung Merapi. (Foto: Humas BNPB)

Hanik menjelaskan, sepanjang 12 sampai 18 Maret 2021, Merapi tiga kali melontarkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter ke arah barat daya dan 211 kali meluncurkan guguran lava dengan estimasi jarak luncur maksimal 1.200 meter ke arah barat daya.

BPPTKG juga mengamati adanya aliran lahar dengan intensitas rendah pada tanggal 12 dan 17 Maret 2021 di alur Kali Boyong.

"Hasil pengukuran pekan ini tidak menunjukkan adanya perubahan signikan pada bentuk tubuh Gunung Merapi," ucap Hanik.

BPPTKG sampai sekarang mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

"Kalau terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung," jelas Hanik.

 


2 Kali Luncurkan Awan Panas Guguran 1.500 Meter pada Hari Ini

Kubah lava Gunung Merapi yang terbentuk akibat erupsi tahun 2010 diabadikan dari Desa Ngargosoko, Dukun, Magelang, Jateng, Rabu (6/4). (Antara)

Dan pada pagi hari ini, Senin (22/3/2021), Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran (APG) sebanyak dua kali dengan maksimal jarak luncur hingga sejauh 1.500 meter mengarah ke barat daya.

"Berdasarkan data yang dihimpun Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas guguran yang pertama terjadi pada pukul 02.03 WIB dengan amplitudo 40 milimeter selama 134 detik dan estimasi jarak luncur 1.300 meter," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati di Jakarta.

Kemudian yang kedua tercatat di seismogram dengan amplitudo 48 milimeter selama 150 detik dan estimasi jarak luncur sejauh 1.500 meter pada pukul 05.11 WIB.

Dari segi meteorologi yang dipantau sejak pukul 00.00-06.00 WIB, BNPB melaporkan cuaca berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur.

Selanjutnya suhu udara 14-21 derajat celsius, kelembapan udara 75-96 persen, dan tekanan udara 565-700 mmHg. Volume curah hujan tiga milimeter per hari.

"Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan sejak 5 November 2020 hingga hari ini, maka disimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif," ujar Raditya seperti dikutip Antara.


BNPB Ingatkan Daerah Potensi Bahaya

Erupsi Gunung Merapi/ESDM.

Mengenai status aktivitas tersebut, maka BPPTKG menetapkan Gunung Merapi dalam level III atau siaga.

Adapun BPPTKG juga menjelaskan bahwa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal lima kilometer dan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh tiga kilometer.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

Dalam hal ini, BNPB mengharapkan agar masyarakat tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya dan selalu mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Kegiatan penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan sementara.

"Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima kilometer dari puncak Gunung Merapi," jelas Raditya Jati.

Apabila terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

 

(Daffa Haiqal Nurfajri)


Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi

Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya