Empat Sekawan Disabilitas yang Jadi Inspiratif karena Saling Membantu

Dalam salah satu acara TV Filipina, Paano Kita Mapasasalamatan menampilkan tiga penyandang disabilitas yang luar biasa karena saling membantu satu sama lain.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 23 Mar 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi penyandang disabilitas (Photo by Jung Ho Park on Unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta Dalam salah satu acara TV Filipina, Paano Kita Mapasasalamatan menampilkan penyandang disabilitas yang luar biasa karena saling membantu satu sama lain.

Dilansir dari Abs-cbn, yang pertama bercerita kisah hidupnya yaitu, Hope Coquilla Cabase yang kehilangan ayahnya terlalu cepat karena gagal ginjal. Sejak itu hidupnya semakin susah bahkan ketika ia menderita stroke ringan di usia 27 tahun. Ia semakin merasa tidak enak karena selalu membutuhkan pertolongan dan bantuan dari keluarganya. Seperti dari menumpang tempat tinggal di tempat bibinya, kakak tertuannya menunjang pendidikannya, terutama karena bagian tubuh kirinya benar-benar lumpuh disaat ia kira hidupnya mulai berubah setelah lulus kuliah, mendapatkan pekerjaan dan menikah.

Karena kondisinya itu, ia menjadi mudah marah, tetapi kemudian ia menyadari bahwa ia masih memiliki impian masa kecilnya bersama sudaranya untuk memiliiki rumah pribadi. "Kemudian saya berusaha untuk lebih optimis, meningkatkan gaya hidupnya secara keseluruhan sampai rutin melakukan terapi dua kali seinggu dan rutin berolahraga" katanya.

Meskipun ia akhirnya mendapat pekerjaan lain di sekolah swasta dekat kantornya, namun penghasilannya masih belum cukup untuk membiayai keluarganya dan tidak cukup utnuk membeli rumah. Hingga teman kuliah dekatnya, Mariecell Esguerra, seorang konsultan koordinator di sebuah perusahaan yang berbasis di Hongkong membantunya. Karena bantuan Mariecell, Hope dapat bekerja di Tiongkok dan tabungannya cukup untuk membeli rumah.

 

Simak Video Berikut Ini:


Tentang Mariecell dan Vicky

Selanjutnya yaitu tentang kehidupan Mariecell yang saat muda ia mengidamkan kisah cintanya seperti dalam dongeng. Pacar pertamanya saat ia berusia 17 tahun menunjukkan keseriusannya dengan sering mengunjungi rumahnya. Hingga suatu kecelakaan mobil pada hampir dua dekade lalu yang mengharuskannya menjalani tujuh operasi, jika tidak, peluang hidupnya hanya 30 persen. Meskipun beruntung ia selamat dari kematian, namun karena wajahnya yang rusak dan menjadi buta akibat kecelakaan tersebut, membuat tunangannya perlahan mundur. Namun dengan begitu, ia menjadi lebih fokus pada karirnya dan dirinya sendiri. Dan dengan bantuan Vicky Suarez, Manajer Sumber Daya Manusia di tempat kerjanya, ia menemukan belahan jiwanya yang selama ini ia impikan.

Selanjutnya tentang Vicky. Ia mengatakan, "saya mendefinisikan sukses dengan menjadi mandiri," sebagaimana yang diajarkan almarhum ibunya, katanya dikutip dari abs-cbn. Setelah menyelesaikan studinya di bidang farmasi, Vicky langsung bisa bekerja di luar negeri. Ia begitu mencintai pekerjaannya hingga kecelakaan pada tanggal yang sama dengan peringatan kematian ibunya, membuatnya menderita cedera tulang belakang permanen. Akibatnya ia tidak lagi bisa berjalan. Ia menghabiskan lebih dari satu tahun di rumah sakit di luar negeri.

Ia kemudian merasakan kesepian saat kembali ke rumah dan merasa seperti mimpinya lenyap. Tetapi alih-alih menenggelamkan dirinya dalam mengasihani diri sendiri, dia mencari peluang agar dia bisa mencari pekerjaan lagi. Untungnya, dia mendapatkan pekerjaan di Genashtim (sebuah organisasi yang bertanggung jawab secara sosial, berkomitmen dalam mempromosikan pembelajaran online berkualitas tinggi kelas dunia).

Vicky akhirnya tidak merasa sendiri saat bekerja di perusahaan tersebut dan bertemu dengan teman baiknya Leigh McIntyre yang membuatnya menyadari bahwa ada banyak hal yang dapat dia lakukan terlepas dari kondisinya.

Leigh adalah penyintas polio yang didiagnosis dengan penyakit tersebut sejak usianya masih 11 bulan. Meskipun ia tidak bisa berjalan, namun Leigh selalu memiliki pandangan yang positif dalam hidupnya karena ia masih bisa melakukan hal-hal termasuk pekerjaan rumah seperti anggota keluarganya yang lain. Meskipun seiring bertambahnya usia Leigh semakin sering mendengar penghinaan yang merendahkan dirinya, namun ia telah ditanamkan kepercayaan diri dan pandangan positif dari ayahnya ketika ibunya meragukan kemampuannya. Ia semakin sering berhadapan dengan kesulitan dari kondisinya setelah lulus kuliah.

Ia tetap kuat karena menerima dorongan mental dari pasangannya, hingga akhirnya pasangannya meninggal lebih dulu karena komplikasi jantung. Kemudian ia menutup pintu cintanya hingga suatu hari ia menemukan seorang yang gigih menunjukkan ketertarikannya pada Leigh melalui aplikasi media sosial. Ketika orang tersebut meyakinkannya bahwa kondisinya bukan sesuatu yang bisa dianggap masalah, Leigh tahu bahwa niat orang itu baik, sehingga ia kembali memberi dirinya kesempatan untuk mencintai lagi.

Kekuatan cinta yang ia dapatkan mendorong Vicky untuk percaya bahwa ia dapat menggapai apapun yang ia mau bahkan dengan disabilitasnya, yang harapan ini ia teruskan pada Mariecell. Melihat Mariecell yang bahagia, memberinya motivasi untuk membantu Hope mencapai mimpinya memiliki pekerjaan bergaji tinggi di China dan rumah miliknya sendiri.


Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya