Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria dari Kansas, AS, tidak sadarkan diri setelah terinfeksi COVID-19. Dokter memvonis peluang hidupnya hanya 1 persen. Tak disangka, pria tersebut kembali sadar setelah berminggu-minggu koma.
Dilansir dari Fox10phoenix, pria 58 tahun bernama David tersebut dinyatakan positif mengidap virus Corona, Oktober 2020 lalu. Ia dirujuk ke rumah sakit setempat setelah mengalami kesulitan bernapas. Istri dan keluarganya juga dinyatakan positif mengidap virus corona tetapi hanya mengalami gejala ringan.
Advertisement
"Dokter mengatakan, suami saya memiliki kurang dari 1 persen kemungkinan untuk bangun. Jika terbangun pun, ia tidak akan pernah bisa pulang," jelas istrinya, Staci Williams.
Setelah mendapat informasi itu, keluarganya, termasuk Staci merencanakan pemakamannya dan setuju untuk melepaskan ventilator dari tubuh David setelah Hari Thanksgiving. Tetapi kemudian David bangun dan perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali fungsi tubuh dan keterampilan motoriknya.
Simak Video Berikut Ini:
Keajaiban Bisa Pulih
Keajaiban terjadi, tujuh minggu kemudian suaminya, David sadar kembali, masih di Kansas City, Missouri Hospital.
"Tuhan membuka matanya. Gereja mengatakan ini pertama kalinya kami harus membatalkan pemakaman," kata Staci.
"Yang saya ingat adalah semua orang di rumah sakit memanggilnya pasien ajaib dan saya tidak tahu mengapa," kata David dari kamar rumah sakitnya.
David mengatakan dokter mengharapkan ia sembuh total setelah melepaskannya dari dialisis.
Staci mengatakan suaminya masih membutuhkan oksigen dan ia juga harus menjalani rehabilitasi fisik. Ia juga mengatakan masih belum jelas kapan David bisa pulang. David hanya berharap orang-orang turut mendoakan kesembuhannya.
"Saya pikir Tuhan memilih untuk membiarkan saya hidup dan menyelesaikan kisah hidup saya," lanjut David.
Pasangan itu akan merayakan 34 tahun pernikahan di bulan Mei. Mereka juga akan menyambut cucu pertama mereka berjenis kelamin perempuan pada bulan April.
Mereka berencana untuk mendapatkan vaksin COVID-19 dan mendesak orang lain untuk melakukan hal yang sama, serta mengikuti protokol keselamatan seperti memakai masker dan menjaga jarak sosial.
"Ini benar-benar nyata. Itu (COVID-19) hampir membunuhku," kata David tentang pandemi COVID-19.
Advertisement