Liputan6.com, Jakarta Teknologi telah melakukan banyak hal yang membuat hidup kita lebih mudah dan efisien. Namun, sebagai orang tua harus peduli tentang dampak perangkat seperti smartphone maupun televisi terhadap anak dan buah hati. Di saat sudah menjadi hal yang biasa bagi anak-anak untuk memiliki gadget sendiri, tidakkah Bunda khawatir tentang dampak negatif smartphone terhadap tumbuh kembangnya?
American Academy of Pediatrics mengeluarkan rekomendasi bahwa anak berusia di bawah 18 bulan disarankan untuk sama sekali tidak terpapar dengan gadget, televisi, smartphone dan sebagainya. Namun, anak masih tetap diperbolehkan melakukan video call dengan anggota keluarga yang tinggal jauh, karena hal ini dapat membantu mereka mengenali wajah.
Advertisement
Sementara itu, untuk anak berusia 18–24 bulan, orang tua dapat mulai memperkenalkan program atau tontonan yang bermutu. Selain itu, orang tua juga perlu mendampingi saat si Kecil menyaksikan program tersebut. Tujuannya, agar ia bisa benar-benar paham tentang apa yang disaksikan.
Memasuki usia 2–5 tahun, para pakar menyarankan untuk membatasi screen time tidak lebih dari 1 jam setiap harinya untuk menonton program yang bermutu tinggi sambil didampingi. Sedangkan, untuk anak berusia 6 tahun ke atas, batasan dapat diterapkan dengan menyesuaikan pembagian waktu screen time untuk pendidikan dan relaksasi, serta memastikan bahwa penggunaan gawai tidak mengganggu aktivitas fisik, termasuk waktu tidurnya.
Selain panduan itu, berikut ini dikutip dari lifehack adalah sejumlah alasan mengapa Bunda tidak harus memberikan smartphone pada si Kecil atau membiarkan mereka sibuk dengan perangkat gadgetnya sendiri.
1. Mereka mengubah hubungan orang tua-anak
Smartphone bisa membuat anak merasa nyaman, tetapi mereka juga mengubah ikatan yang seharusnya ada antara orang tua dan anak. Konektivitas yang terpasang dengan penggunaan ponsel cerdas tidak bisa sama dengan koneksi asli yang dimiliki oleh orang tua dan anak. Padahal anak-anak masih melewati masa pertumbuhan, dan Bunda perlu menjalin hubungan dengan mereka. Dengan ponsel cerdas, Bunda memiliki jawaban cepat dan instan, namun hal ini dapat menyebabkan anak-anak membuat pilihan yang buruk dalam jangka panjang.
2. Membatasi pikiran kreatif mereka
Dengan akses yang mudah melalui smartphone ke sebagian besar permainan mereka, anak-anak kini memiliki platform untuk dihujani berbagai permainan seru. Permainan ini membatasi kreativitas dan imajinasi mereka serta memperlambat perkembangan motorik dan sensorik optik mereka.
Gangguan Tidur
3. Menyebabkan mereka kurang tidur
Menurut penelitian ini, smartphone di kamar tidur dapat mengurangi waktu tidur secara signifikan, waktu tidur lebih lama, dan lebih banyak kelelahan. Si Kecil perlu banyak tidur dan otaknya diistirahatkan untuk aktivitas hari berikutnya. Ponsel cerdas pasti tidak akan membantunya mencapai itu.
4. Tidak tahu konsekuensi dari tindakan maupun perkataan
Dengan smartphone, segala sesuatunya terjadi dengan cepat. Anak-anak bisa mendengarkan banyak percakapan dari video. Mereka tidak tahu itu benar atau salah, baik atau buruk. Mereka dalam tahap suka meniru, sehingga secara spontan akan bereaksi dan mengeluarkan kata-kata yang mereka dengarkan tanpa tahu konsekuensinya.
5. Menghalangi kemampuan mereka untuk belajar
Menurut peneliti, smartphone merusak perkembangan sosial-ekonomi anak karena mengalihkan perhatian anak. Menurut temuan ini, penggunaan waktu layar interaktif pada perangkat semacam smartphone juga dapat mengganggu perkembangan keterampilan yang dibutuhkan anak untuk matematika dan sains.
Advertisement
Kecanduan
6. Menyebabkan kecanduan
Ini membahayakan perkembangan Si Kecil secara keseluruhan. Dengan melibatkan mereka dalam banyak aktivitas bersama smartphone bisa menjadi sumber kecanduan. Jenis kecanduan ini melibatkan pikiran mereka dan memikat mereka untuk waktu yang lama, bahkan hingga dewasa.
7. Berdampak negatif pada kesehatan mental anak Anda
Menurut para ahli, salah satu penyebab depresi dan anoreksia pada anak-anak adalah penggunaan smartphone dan koneksi ke internet. Karena melalui itu anak-anak diintimidasi dan seringkali tidak diawasi, ada dampak negatif pada kesehatan mental mereka.
8. Secara tidak langsung menyebabkan obesitas
Terlalu banyak waktu yang dihabiskan bersama smartphone juga memengaruhi kesehatan fisik anak-anak. Dengan smartphone, anak harus berada di tempat tertentu selama berjam-jam. Penggunaan teknologi yang berlebihan sekarang menjadi faktor penyebab obesitas.
Anak Jadi Tidak Peka
9. Menyebabkan masalah perilaku
Menghabiskan lebih dari dua jam per hari di smartphone sudah cukup untuk menimbulkan masalah emosional dan sosial. Karenanya, paparan game yang tersedia di aplikasi ponsel cerdas menghubungkan anak-anak dengan peningkatan risiko masalah perhatian.
10. Anak-anak tidak peka terhadap kekerasan
Melalui smartphone, anak-anak dihadapkan pada kekerasan dalam game dan melalui cyberbullying di situs chat. Ini membuat anak-anak tidak peka dan mendorong mereka untuk menerima bahwa perilaku kekerasan hanyalah cara normal untuk menyelesaikan masalah.
Itulah beberapa alasan bagi Bunda untuk tidak memberikan smartphone pada anak sebelum waktunya. Salah satu kegiatan yang bisa Bunda lakukan bersama Si Buah Hati di rumah adalah permainan edukasi anak yang menyenangkan. Selain menjaga Si Buah Hati agar tidak bosan karena harus di rumah saja, permainan edukasi juga dapat mengasah kreativitas serta meningkatkan kemampuan kognitif Si Buah Hati yang sudah memasuki usia Prasekolah.
Beberapa ide aktivitas permainan edukasi sederhana yang bisa Bunda dan Si Buah Hati coba di rumah antara lain menggambar bayangan, lukisan daun atau buah, mozaik kacang-kacangan, membuat bangunan bertingkat, hingga memanfaatkan barang-barang di sekitar untuk menghasilkan kerajinan tangan dan permainan.
Agar anak selalu aktif dan ceria, selalu penuhi gizi dan nutrisinya serta berikan susu pertumbuhan terbaik yang mengandung Omega 3 dan Omega 6, Vitamin C, D dan Zink. Susu dengan Nutritods yang punya kandungan 0 gram sukrosa, lebih banyak laktosa dibandingkan formula sebelumnya, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya serta Lactobacillus rhamnosus.
Asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang disertai dengan stimulasi yang tepat tak hanya mendukung perkembangan kognitif Si Buah Hati jadi lebih optimal, tapi juga membantu Bunda terus melindungi eksplorasi Si Buah Hati.
(*)
Advertisement