Twit Pertama Bos Twitter Terjual Seharga Rp 41,67 Miliar

Twit pertama dari bos Twitter Jack Dorsey terjual dalam bentuk aset Non-Fungible Token (NFT) seharga Rp 41,67 miliar.

oleh M Hidayat diperbarui 23 Mar 2021, 07:51 WIB
Twit Pertama Bos Twitter Jack Dorsey

Liputan6.com, Jakarta - Twit pertama bos Twitter Jack Dorsey terjual dalam bentuk aset Non-Fungible Token (NFT). Sebagai informasi, NFT merupakan aset digital unik yang popularitasnya meroket pada tahun 2021.

Adapun twit yang dimaksud, ia terbit pada 22 Maret 2007 dan berbunyi, "just setting up my twttr."

Twit itu, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (23/3/2021), dijual melalui lelang pada Valuables, platform yang dimiliki oleh perusahaan berbasis di AS yang bernama Cent.

CEO dan co-founder di Cent, Cameron Hejazi, mengonfirmasi bahwa transaksi pembelian twit pertama bos Twitter menggunakan aset kripto Ethereum senilai 1630.5825601. Kurang lebih itu setara dengan USD 2,9 juta atau sekitar Rp 41,67 miliar.

Cent pun menyatakan bahwa pembeli aset itu adalah Sina Estavi (@sinaEstavi). Menurut informasi yang tertulis di Bio, disebutkan bahwa Estavi berbasis di Malaysia dan merupakan CEO dari perusahaan blockchain Bridge Oracle.

Sebagai aset digital, setiap entitas NFT memiliki tanda tangan digital berbasis blockchain masing-masing yang berfungsi sebagai buku besar dan memungkinkan proses verifikasi keaslian dan kepemilikan aset.

 


Hasil lelang untuk donasi

Pada 6 Maret lalu Dorsey menuliskan twit tautan ke laman di mana NFT itu terdaftar untuk dijual.

Lalu pada 9 Maret dia pun kemudian mengatakan dalam twit lainnya akan menggunakan hasil lelang itu bitcoin dan menyumbangkannya kepada orang-orang yang terdampak Covid-19 di Afrika.

Berkat penjualan twit pertamanya, Dorsey menerima 95 persen dari nilai yang ditentukan, sementara Cent mendapatkan 5 persen sisanya.

"Nilasi dari aset-aset ini mungkin naik, mungkin juga turun, tetapi yang akan bertahan adalah buku besar dan sejarah [yang mengatakan] 'Saya membeli ini dari Anda pada saat ini' dan itu akan terjadi pada pembeli, penjual dan ingatan penonton publik," tutur Hejazi

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya