Jajaran 10 Proyek Nikel Terbesar di Dunia, Ada dari Indonesia

Meski saat ini sebagian besar nikel masih digunakan untuk baja tahan karat, tambang ini menjadi pusat perhatian karena mampu menciptakan baterai untuk kendaraan listrik.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 23 Mar 2021, 11:34 WIB
Ilustrasi Nikel

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, Mining.com menyusun 10 proyek tambang nikel terbesar di seluruh dunia. Peringkat yang diberikan berdsasarkan dengan sumber daya nikel yang terkandung di dalamnya.

Terdapat sejumlah negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam ini, salah satunya Indonesia. Untuk peringkat pertama terdapat negara Amerika Utara.

Meski saat ini sebagian besar nikel masih digunakan untuk baja tahan karat, tambang ini menjadi pusat perhatian karena mampu menciptakan baterai untuk kendaraan listrik.

Pasar nikel global saat ini mengalami surplus, tetapi defisit pasokan yang diperkirakan akan terbentuk pada 2027, seiring dengan meningkatnya permintaan.

Meraih posisi teratas, proyek polimetalik Clarion-Clipperton Nori, berada di 4.000-4.500 meter bagian timur laut Samudra Pasifik. Proyek ini dinamai zona dasar laut antara Hawaii dan Meksiko, dan merupakan bagian dari perairan internasional.

Kontrak eksplorasi dipegang oleh Nauru Ocean Resources Inc., tetapi DeepGreen Metals memiliki akses eksklusif ke area ini. Memiliki wilayah eksplorasi hingga 1,1 juta km2, diperkirakan terdapat 4,8 juta ton kobalt, tembaga, mangan, dan nikel.

Selanjutnya terdapat deposit nikel-sulfida Dumont yang terletak di kamp pertambangan Abitibi, Kanada. Menjadi salah satu operasi nikel terbesar di dunia, produksi nikel tahunan rata-rata yang mampu dihasilkan mencapai 39.000 ton selama lebih dari 30 tahun.

Tempat ketiga terdapat FPX Nickel di Decar, British Columbia, wilayah ini memiliki mineralisasi besi-nikel yang terjadi secara alami atau yang disebut awaruite.

Proyek ini mampu menampung mineralisasi awaruite hingga 37.369 ton konsentrat per tahun selama 24 tahun.

Selanjutnya proyek Turnagain yang dioperasikan oleh Giga Metals. Setelah dikembangkan, nikel sulfida ini mampu menghasilkan 33.000 ton nikel setahun selama 37 tahun, dengan produksi tahunan maksimal sebesar 45.000 ton.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Proyek di Indonesia hingga Australia

Nikel lagi-lagi mencatatkan trend kenaikan harga yang positif selama tahun 2017.

Posisi kelima terdapat proyek Twin Metals Antofagasta yang terletak di kamp penambangan Duluth Complex, Minnesota. Tambang ini berada di bawah pengawasan ketat karena protes publik atas risiko lingkungan dan dihentikan selama kepresidenan Obama. Namun, kemudian dihidupkan kembali oleh Donald Trump.

Berada di Indonesia, posisi keenam terdapat wilayah tambang Sangaji di Halmahera Timur, Maluku Utara. Proyek ini dikembangkan oeh PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.

Kandungan nikel di wilayah ini diperkirakan mencapai 2 juta ton. Empat proyek lainnya yakni Goongarrie milik Ardea Resources di wilayah Kalgoorlie Australia; proyek Crawford milik Canada Nickel Company di kamp pertambangan Timmins-Cochrane Ontario; proyek Mesaba yang dikembangkan Teck Resources di Amerika Serikat; dan proyek Central Musgrave milik Metals X di Australia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya