Kamp Rohingya di Bangladesh Terbakar, Sejumlah Orang Dilaporkan Tewas

Saksi mata mengatakan api menghancurkan ribuan rumah dan menewaskan beberapa muslim Rohingya.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2021, 13:58 WIB
Tangkapan bingkai dari video ini menunjukkan api yang membara setelah kebakaran terjadi di Kamp Nayapara di distrik Cox's Bazar, Bangladesh, Kamis (14/1/2021). (AP Photo)

Liputan6.com, Cox’s Bazar - Kebakaran besar dilaporkan melalap sebuah kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh pada Senin (22/3).

Para pejabat dan saksi mata mengatakan api menghancurkan ribuan rumah dan menewaskan beberapa orang Rohingya, Myanmar.

Kebakaran itu merupakan kebakaran terburuk yang mendera permukiman ini dalam tahun-tahun terakhir, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (23/3/2021).

Video dan foto memperlihatkan api melalap kamp Balukhali di Cox’s Bazar. Asap hitam membubung dari gubuk-gubuk dan kemah-kemah yang terbakar, sementara orang berusaha menyelamatkan barang-barang milik mereka.

"Pemadam kebakaran, tim penyelamat dan penanggap, serta relawan ada di lokasi itu untuk berusaha mengendalikan api dan mencegah penyebarannya," kata Louise Donovan, juru bicara Badan Pengungsi PBB (UNHCR) di Cox’s Bazar.

Mohammed Shamsud Douza, deputi pejabat urusan pengungsi Bangladesh, mengatakan, penguasa sedang berusaha mengendalikan kebakaran itu.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


UNHCR Belum Konfirmasi Jumlah Korban

Pengungsi Rohingya berdiri di sebuah kamp darurat di pinggiran Jammu, India, 7 Maret 2021. Pihak berwenang di Kashmir yang dikuasai India telah mengirim setidaknya 168 pengungsi Rohingya ke pusat penampungan untuk mendeportasi ribuan pengungsi yang tinggal di wilayah tersebut (AP Photo/Channi Anand)

Pengungsi Rohingya di kamp-kamp itu mengatakan, banyak gubuk terbakar dan beberapa orang tewas.

Tetapi, baik pihak berwenang maupun UNHCR tidak memberi konfirmasi jumlah yang tewas. Penyebab kebakaran ini belum diketahui.

Lebih dari satu juta warga Rohingya tinggal di kamp-kamp di Bangladesh selatan, mayoritas dari mereka melarikan diri dari Myanmar pada 2017 akibat penumpasan oleh militer di sana.

Para penyidik PBB menggambarkan penumpasan itu sebagai maksud melakukan genosida. Myanmar menampik tuduhan itu

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya