Liputan6.com, Jakarta - Kekerasan bermotif rasial terhadap komunitas Asia di Amerika Serikat telah meningkat dalam setahun terakhir. Kasus serangan fisik dan pelecehan terhadap orang-orang keturunan Asia telah mengalami peningkatan drastis terutama di antara kaum wanita dan orangtua.
Insiden besar yang terakhir terjadi adalah sebuah aksi penembakan di Atlanta yang menewaskan enam orang keturunan Asia, yakni empat orang Korea dan dua lainnya dari China. Insiden tersebutlah yang menjadi pertanda bahwa isu ini kian serius.
Advertisement
Amerika Serikat tengah menghadapi isu serius terkait etnis yang dialami kaum minoritas. Tak hanya orang kulit hitam, rupanya komunitas minoritas lain turut menjadi korban termasuk warga Amerika Latin karena terkait krisis imigran ilegal di perbatasan AS-Meksiko hingga keturunan Asia.
Presiden Joe Biden dan wakilnya, Kamala Harris telah mengutuk aksi kekerasan terhadap warga keturunan Asia. Keduanya juga telah menemui sejumlah tokoh Asia-Amerika guna meredam kecemasan.
Terkait hal ini, Kamala Harris pun mengakui adanya rasisme dan xenophobia yang kuat di AS.
Menanggapi hal ini, pemerintah Indonesia tidak lantas diam. Pihak Kemlu, melalui KBRI dan KJRI yang tersebar, terus memberikan perlindungan terhadap WNI di sana.
"Sejauh ini, Perwakilan RI se-AS belum menerima laporan masuk terkait insiden yang dialami WNI di AS. Namun demikian, meningkatnya aksi kekerasan anti-Asia akhir-akhir ini, telah menjadi perhatian utama untuk pastikan keselamatan dan keamanan sekitar 142 ribu WNI di AS," ujar Teuku Faizasyah, juru bicara Kemlu RI kepada Liputan6.com saat ditanya lewat pesan singkat, Selasa (23/3).
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Langkah Perlindungan WNI
Kemlu pun telah melakukan sejumlah hal untuk memastikan keamanan para WNI, termasuk mengeluarkan imbauan resmi sejak 12 Maret lalu. Pihak KBRI dan KJRI juga meminta para WNI untuk waspada dan berhati-hari, serta segera melaporkan ke aparat keamanan maupun hotline Perwakilan RI di AS jika mengalami insiden.
"Perwakilan RI juga terus lakukan komunikasi dengan simpul-simpul masyarakat dan mahasiswa Indonesia di AS," tambah Faizasyah.
Selain itu, pihak pemerintah juga melakukan sosialiasi "Knowing Your Rights" kepada para WNI agar jika mereka mengalami atau melihat insiden kekerasan bermotif rasial, mereka paham apa yang harus dilakukan dan paham proses pengaduannya.
Terakhir, Kemlu juga meminta agar komunitas Indonesia di AS saling mempererat jaringannya agar dapat saling membantu dan memberi dukungan kepada anggotanya terhadap serangan berbau rasialis termasuk dapat menjadi bagian kekuatan diplomasi publik mengenai masyarakat Indonesia yang ramah dan bersahabat bagi AS.
Advertisement