SMRC: 47 Persen Warga Keluar Rumah untuk Bekerja Selama Pandemi Covid-19

Temuan ini tak jauh berbeda dengan hasil survei SMRC pada Oktober 2020. Saat itu SMRC mengungkap, 46 persen warga masih bekerja di luar rumah selama pandemi Covid-19.

oleh Yopi Makdori diperbarui 23 Mar 2021, 15:30 WIB
Sejumlah orang berjalan di trotoar pada saat jam pulang kantor di Kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (8/6/2020). Aktivitas perkantoran dimulai kembali pada pekan kedua penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkap, 47 persen masyarakat masih harus keluar rumah untuk bekerja selama pandemi Covid-19 di Maret 2021.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa tak semua warga dapat menjalankan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah selama pandemi Covid-19.

"Pada awal Maret ini kita menemukan 47 persen warga yang setiap hari keluar rumah untuk bekerja," kata Deni dalam rilis survei SMRC secara daring pada Selasa (23/3/2021).

Menurut Deni, temuan ini tak jauh berbeda dengan hasil survei SMRC pada Oktober 2020. Saat itu SMRC mengungkap bahwa sebanyak 46 persen warga masih bekerja di luar rumah selama pandemi Covid-19.

"Secara statistik itu tidak berbeda secara signifikan, tidak ada perubahan," katanya.

Deni menyebut, survei ini dilakukan pada 28 Februari sampai 8 Maret 2021. Survei ini memiliki populasi warga Indonesia yang berusia di atas 17 tahun.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Margin of error kurang lebih 3,07 persen

Dari populasi ini dipilih responden secara acak sebanyak 1.220 responden. Sementara responden yang berhasil diwawancara secara valid sebanyak 1.064 responden.

SMRC mematok tingkat kesalahan atau margin of error dalam survei ini sebesar kurang lebih 3,07 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden, diwawancara secara tatap muka dan sebanyak 20 persen dari total responden yang berhasil diwawancarai akan didatangi kembali guna memastikan keabsahan data yang mereka berikan. Hal itu sebagai bentuk quality control survei yang ditetapkan SMRC.

"Dan hasil tidak ditemukan kesalahan berarti," pungkas Deni.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya